Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
NEW YORK. Perseteruan antara Amerika Serikat (AS) dan China terus terjadi. Beberapa rilis data ekonomi menjadi acuan utama pengaturan portfolio masing-masing.
Lantaran pertumbuhan ekonomi Asia khususnya China yang diramalkan melambat pada tahun depan akibat krisis, akhirnya Bank of America Corp (BAC) mengambil keputusan besar. Hari ini, bank raksasa di Amerika tersebut mengumumkan akan melepas 10 miliar saham yang tersisa di China Construction Bank Corp (CCB). Transaksi penjualan tersebut akan terjadi bulan ini juga.
BAC berharap bisa mendapat dana hingga US$ 1,8 miliar dari hasil penjualan ini. Lantaran Amerika menjadi negara yang masuk daftar pesakitan akibat krisis, BAC berharap duit yang didapat bisa membuat modal bank lebih stabil.
Sebelumnya, BAC juga melego 13 miliar saham di bank asal China ini. Yang jelas, karena likuiditas yang ketat di tengah melambatnya perekonomian, BAC berusaha memenuhi standar Basel III yang menjadi pedoman stabilitas perbankan antar kawasan.
"Kami menghendaki neraca keuangan yang lebih kuat dan stabil," ungkap Chief Financial Officer, Bruce Thompson.
BAC bergabung dengan investor lainnya yaitu Goldman Sach yang melepas saham bank China hingga menekan harga saham terbesar secara bulanan dalam reli empat tahun terakhir. "Kabar positif bagi keduanya. CCB bisa menghilangkan fluktuasi harga sahamnya. Sedangkan BAC melakukan divestasi demi menaikkan kekuatan modal bank," ulas Mike Werner, analis Sanford C. Bernstein & Co di Hong Kong.