Reporter: Dyah Megasari, AFP, The Sydney Morning Herald |
SYDNEY. Alarm bahaya mulai menyala di Australia. Bank berukuran raksasa yaitu Westpac mengonfirmasi akan memutuskan hubungan kerja (PHK) karyawannya sebanyak 550 orang.
Keputusan itu terpaksa diambil agar Westpac bisa mempertahankan keuntungan yang besar saat dunia mulai tergulung krisis. Gail Kelly, chief executive Westpac menyatakan, tindakan ini merupakan keputusan berat dan terbesar yang harus dilakukan bank tahun ini.
"Kami berada di situasi yang sangat berubah. Hal itu sangat penting diputuskan agar kami bisa mempertahankan sistem perbankan yang kuat," dalihnya.
The Sydney Morning Herald sebelumnya memberitakan, sejatinya sebanyak 1.500 posisi karyawan di bank ini berisiko mengalami hal yang sama. Tapi, Westpack menangkis kabar tersebut.
"Selama ini banyak yang hanya melihat di lingkup Eropa saja. Tapi beberapa tahun terakhir mulai berimbas ke pertumbuhan ekonomi Australia," jelas Kelly. Dalam situasi seperti ini, ongkos operasional bank meningkat drastis seiring dengan risiko yang menghadang. "Sebagai bank, kami perlu beradaptasi dalam situasi ini," ucapnya.
Per November 2011, laba Westpac naik 10% dari periode yang sama 2010 menjadi AU$ 6,99 miliar atau setara dengan US$ 7,21 miliar.
Berdasarkan data Australian Securities Exchange, bank yang berdiri tahun 1982 ini merupakan salah satu dari empat bank kelas kakap di Australia dan terbesar urutan kedua di New Zealand.