kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Bank Sentral Bakal Pangkas Bunga di Tengah Tahun Ini


Rabu, 13 Maret 2024 / 21:13 WIB
Bank Sentral Bakal Pangkas Bunga di Tengah Tahun Ini
ILUSTRASI. A trader works, as a screen displays a news conference by Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell following the Fed rate announcement, on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., July 26, 2023. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral di sejumlah negara maju mulai mengubah arah bunga pada semester satu tahun ini. Rencana itu diungkapkan bank sentral Eropa yang berencana memangkas suku bunga pada musim semi. 

Gubernur bank sentral Prancis Francois Villeroy Galhau percaya diri bisa mulai memangkas bunga karena bisa mencapai target inflasi. "Konsekuensi harus kami ambil, European Central Bank mungkin menurunkan suku bunga pada musim semi dan saya ingatkan Prancis bagian dari Eropa," kata dia, seperti dikutip dari France Info TV.

Francois juga menegaskan kembali bahwa tingkat inflasi di Prancis harus turun menjadi 2% tahun depan. Gubernur European Central Bank (ECB), Christine Lagarde pada awal bulan ini juga mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bank sentral yang digelar awal Juni. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Mulai Turun Setelah Naik Gila-gilaan, Begini Prediksi Selanjutnya

Bank sentral Amerika Serikat juga bakal memangkas suku bunga acuan pada Juni 2024. Semula The Fed diperkirakan bisa memangkas bunga pada Mei 2024. Namun, Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan, pelonggaran kebijakan kemungkinan disesuaikan pada tahun ini. 

Namun, inflasi yang masih tinggi dan pasar tenaga kerja yang belum kuat bisa mencegah penurunan suku bunga lebih awal. Tingkat inflasi AS pada Februari 2024 melonjak 3,2% secara tahunan, lebih tinggi dibanding konsesus pasar di 3,1%. Sedang inflasi bulanan naik 0,4% dari perkiraan 0,3%. Kenaikan inflasi disebabkan tingginya harga bensin dan tempat tinggal. 

Kondisi berbeda dialami Inggris. Produk domestik bruto Inggris tumbuh 0,2% secara bulanan. Angka ini lebih baik daripada bulan sebelumnya di 0,1% secara bulanan. 

"Perekonomian meningkat pada Januari dengan pertumbuhan yang kuat di sektor ritel dan grosir serta sektor konstruksi," kata Liz McKeown, Direktur Office for National Statistics Inggris. Namun inflasi Inggris masih tinggi, hingga kemungkinan Bank of England mempertimbangkan memangkas suku bunga.

Baca Juga: Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi Saat Ekonomi Dunia Diprediksi Melambat
 


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×