Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman pada Senin (22/1). Keputusan bank sentral China ini sesuai ekspektasi.
China dipandang memiliki ruang terbatas untuk pelonggaran moneter di tengah tekanan terhadap yuan.
Keputusan tersebut diambil setelah People Bank of China (PBOC) mengejutkan pasar pada pekan lalu dengan mempertahankan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah tetap stabil.
Bank sentral China tetap bertahan meskipun data terbaru menggarisbawahi sifat pemulihan ekonomi Tiongkok yang tidak merata dan tekanan deflasi yang mendorong kenaikan biaya pinjaman riil.
Julian Evans-Pritchard, kepala ekonomi Tiongkok di Capital Economics mengatakan para pembuat kebijakan "tampaknya masih menyimpan kekhawatiran" terhadap yuan.
"Pemotongan pada tahap ini dapat memicu tekanan depresiasi tambahan, sesuatu yang ingin dihindari oleh PBOC. Oleh karena itu, mereka mungkin akan tetap menggunakan alat pelonggaran kuantitatif untuk saat ini," katanya seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Dedolarisasi Makin Nyata, Yuan China Geser Dominasi Dolar AS di Rusia
Suku bunga dasar pinjaman (LPR) satu tahun dipertahankan pada 3,45%, dan LPR lima tahun tidak berubah pada 4,20%.
Dalam jajak pendapat Reuters terhadap 27 pengamat pasar minggu lalu, semua kecuali satu peserta memperkirakan kedua LPR akan tetap tidak berubah.
Sebagian besar pinjaman baru dan terutang di Tiongkok didasarkan pada LPR satu tahun, sedangkan suku bunga lima tahun mempengaruhi harga hipotek.
Tekanan terhadap yuan Tiongkok muncul kembali di tahun baru ini, terbebani oleh menguatnya dolar di tengah tanda-tanda ketahanan perekonomian Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin memerlukan waktu lebih lama dari perkiraan beberapa pihak untuk menurunkan suku bunganya.
Yuan dalam negeri telah melemah sekitar 1,3% sepanjang tahun ini, mencapai level terlemahnya dalam dua bulan.
Evans-Pritchard memperkirakan PBOC akan melanjutkan penurunan suku bunga segera setelah yuan kembali menguat, dan memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 20 basis poin pada akhir kuartal kedua.
LPR satu tahun dipotong dua kali pada tahun lalu sebanyak 20 basis poin, sedangkan LPR lima tahun diturunkan 10 basis poin.
Baca Juga: China Bakal Terbitkan Obligasi Bernilai Jumbo dan Dampaknya pada Pasar Surat Utang RI
Pengamat pasar juga memperkirakan bank sentral akan meningkatkan suntikan likuiditas sebelum liburan Tahun Baru Imlek mendatang, ketika permintaan uang tunai dari korporasi dan rumah tangga biasanya meningkat.
PBOC diperkirakan akan menggunakan metode seperti reverse repo dalam operasi pasar terbuka, demikian laporan China Securities Journal mengutip para analis.