Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga acuan dari rekor tertinggi pada Kamis (6/6).
ECB menyebut ada kemajuan dalam perjuangannya melawan inflasi yang tinggi tetapi juga memberi isyarat bahwa perjuangan tersebut belum dimenangkan karena inflasi diperkirakan akan tetap terlalu tinggi hingga tahun depan.
Inflasi di 20 negara yang menggunakan mata uang euro telah turun dari lebih dari 10% pada akhir tahun 2022 menjadi sedikit di atas target ECB sebesar 2% dalam beberapa bulan terakhir. Sebagian besar penurunan inflasi disebabkan rendahnya biaya bahan bakar dan normalisasi pasokan setelah beberapa kendala pascapandemi.
Namun kemajuan tersebut terhenti baru-baru ini dan apa yang tampak seperti dimulainya siklus pelonggaran ECB beberapa minggu yang lalu kini tampak lebih tidak pasti karena tanda-tanda bahwa inflasi zona euro mungkin akan stagnan, seperti yang terjadi di Amerika Serikat.
Baca Juga: GLOBAL MARKETS-Asia Stocks Rally as Rate Cut Bets Gather Momentum; ECB in Focus
ECB memangkas suku bunga deposito menjadi 3,75% dari rekor 4,0%, yang merupakan pemotongan pertama sejak 2019.
Namun mereka juga menaikkan perkiraan inflasi untuk tahun ini dan tahun depan, menekankan bahwa penurunan suku bunga lebih lanjut akan bergantung pada data yang masuk dan menegaskan kembali bahwa biaya pinjaman harus tetap cukup tinggi untuk membatasi harga.
“Meskipun ada kemajuan dalam beberapa kuartal terakhir, tekanan harga domestik tetap kuat karena pertumbuhan upah meningkat, dan inflasi kemungkinan akan tetap di atas target hingga tahun depan,” sebut ECB seperti dikutip Reuters.
Investor pasar uang memangkas pertaruhan mereka terhadap penurunan suku bunga setelah pengumuman tersebut dan hanya memperkirakan satu penurunan suku bunga lagi untuk sisa tahun ini.