kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak Negara Belum Capai Puncak Gelombang Omicron, Ini Peringatan WHO untuk Dunia


Rabu, 02 Februari 2022 / 05:52 WIB
Banyak Negara Belum Capai Puncak Gelombang Omicron, Ini Peringatan WHO untuk Dunia
ILUSTRASI. WHO bilang, banyak negara di dunia belum mencapai puncak kasus varian Omicron yang sangat menular. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Pimpinan Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk COVID-19 memperingatkan pada Selasa (1/2/2022), saat ini, banyak negara di dunia belum mencapai puncak kasus varian Omicron yang sangat menular. 

Oleh karenanya, WHO memperingatkan agar langkah-langkah yang diberlakukan untuk mengekang penyebarannya harus dilonggarkan secara perlahan.

"Kami mendesak untuk berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka," kata Maria Van Kerkhove dalam briefing online seperti yang dilansir Reuters.

Dia menambahkan, “Jadi sekarang bukan saatnya untuk mengangkat pembatasan semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara mantap dan perlahan, sepotong demi sepotong. Karena virus ini cukup dinamis." 

Baca Juga: Sertifikat Vaksin Indonesia Diakui di Seluruh Dunia, Ini Cara Mengaksesnya

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan, pihaknya prihatin dengan narasi yang terjadi di beberapa negara bahwa karena vaksin, dan karena penularan Omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah, mencegah penularan tidak lagi diperlukan.

"Tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran," kata Tedros dalam pengarahan tersebut. "Lebih banyak penularan berarti lebih banyak kematian. Kami tidak menyerukan negara mana pun untuk kembali ke apa yang disebut penguncian. Tetapi kami menyerukan semua negara untuk melindungi orang-orang mereka menggunakan setiap alat di toolkit, bukan vaksin saja."

Tedros juga bilang, masih terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan.

Baca Juga: Apa Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Melonjak Tinggi?

Kepala kedaruratan WHO Mike Ryan, dalam pengarahan yang sama, mendesak negara-negara untuk memetakan jalan mereka sendiri keluar dari pandemi dan tidak secara membabi buta mengikuti orang lain dalam langkah-langkah santai.

“Saya pikir ini adalah fase transisi bagi banyak negara, tidak setiap negara dalam situasi yang sama. Negara-negara yang membuat keputusan untuk membuka diri secara lebih luas juga perlu memastikan kapasitas untuk memperkenalkan kembali tindakan, dengan penerimaan masyarakat, jika diperlukan. jika kita membuka pintu dengan cepat, sebaiknya kamu juga bisa menutupnya dengan sangat cepat juga," jelas Ryan.

Baca Juga: Vaksin Booster AstraZeneca & Pfizer, Kenali Efek Samping dan Cara Mengatasinya

Denmark dan Austria pekan lalu menjadi negara terbaru yang melonggarkan pembatasan COVID-19. Sebelumnya, langkah tersebut sudah diambil oleh Inggris, Irlandia dan Belanda, meskipun negara-negara Eropa lainnya merencanakan pembatasan baru untuk memerangi rekor jumlah infeksi.

Dalam briefing online terpisah sebelumnya pada hari Selasa, Dr. Boris Pavlin dari Tim Respons COVID-19 WHO mengatakan bentuk BA.2 yang muncul dari Omicron tampaknya tidak lebih parah daripada bentuk BA.1 asli.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×