kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Banyak Tanda Kejahatan Perang, Presiden Ukraina Pertanyakan Peran Dewan Keamanan PBB


Rabu, 06 April 2022 / 12:56 WIB
Banyak Tanda Kejahatan Perang, Presiden Ukraina Pertanyakan Peran Dewan Keamanan PBB
ILUSTRASI. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Berbicara secara virtual di hadapan Dewan Keamanan PBB hari Selasa (5/4), Presiden Ukraina Vlodomyr Zelensky menyebut pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang terburuk yang pernah ada sejak Perang Dunia II.

Pada kesempatan yang sama, Zelensky juga melampirkan video pendek yang menunjukkan jasad korban perang yang terbakar, berlumuran darah dan dimutilasi, termasuk anak-anak. 

Video secara khusus menunjukkan situasi kota Irpin, Dymerka, Mariupol dan Bucha, di mana Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil.

Baca Juga: Ukraina Selidiki Bukti Kejahatan Perang Rusia di Kota Bucha

"Kami berurusan dengan negara yang mengubah hak vetonya di Dewan Keamanan PBB menjadi hak untuk menyebabkan kematian. Rusia ingin ingin mengubah Ukraina menjadi budak yang diam," kata Zelensky, seperti dikutip Reuters.

Zelensky turut mempertanyakan peran 15 anggota Dewan Keamanan PBB yang sampai saat ini tidak dapat mengambil tindakan apa pun atas invasi Rusia. Menurutnya, hak veto yang dimiliki Rusia terus menjadi penghalang tindakan nyata PBB.

Tidak hanya itu, China yang merupakan mitra dekat Rusia juga abstain pada sebagian besar pemungutan suara terkait penentuan sikap terhadap Rusia sejak perang dimulai.

Sementara India, yang sangat bergantung pada Rusia untuk keperluan militer, juga abstain pada penentuan tindakan PBB. Namun, India mengutuk pembunuhan di Bucha dan menyerukan penyelidikan independen.

Baca Juga: Rusia Didesak untuk Berhenti Gunakan Ranjau Darat di Ukraina

Rusia pun sampai saat ini bersikeras menyangkal semua tuduhan bahwa pasukannya telah dengan sengaja menargetkan warga sipil.

"Kami tidak menembak sasaran sipil untuk menyelamatkan sebanyak mungkin warga sipil. Inilah tepatnya mengapa kami tidak maju secepat yang diharapkan," ungkap utusan Rusia di PBB, Vasily Nebenzya.

PBB mengatakan sekitar 11 juta warga Ukraina, atau lebih dari seperempat populasinya, PBB mengatakan sekitar 11 juta warga Ukraina. Sebanyak 4 juta orang bahkan telah meninggalkan Ukraina.

Sementara itu, Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan sedikitnya 1.430 warga sipil telah tewas, termasuk di lebih dari 121 anak-anak.

Kepala urusan politik PBB Rosemary DiCarlo, juga melaporkan bahwa kantor HAM PBB sedang berusaha untuk memverifikasi tuduhan kekerasan seksual oleh pasukan Rusia.

"Ini termasuk pemerkosaan beramai-ramai dan pemerkosaan di depan anak-anak. Ada juga klaim kekerasan seksual oleh pasukan Ukraina dan milisi pertahanan sipil," kata DiCarlo.

Setelah ini ke-193 anggota Majelis Umum PBB kemungkinan akan memberikan suara pada langkah untuk menangguhkan Rusia pada hari Kamis (7/4). Diperlukan dua pertiga mayoritas dari anggota pemilih yang hadir.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×