kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ukraina Selidiki Bukti Kejahatan Perang Rusia di Kota Bucha


Senin, 04 April 2022 / 10:23 WIB
Ukraina Selidiki Bukti Kejahatan Perang Rusia di Kota Bucha
ILUSTRASI. Tentara Ukraina berkendara di sepanjang jalan, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Bucha, di wilayah Kyiv, Ukraina 2 April 2022. REUTERS/Zohra Bensemra


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BUCHA. Pemerintah Ukraina meyakini ada indikasi kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia setelah ratusan mayat sipil ditemukan di kota Bucha, sekitar 37 km dari ibukota Kiev. 

Wakil walikota Bucha, Taras Sapravskyi, mengatakan 50 dari sekitar 300 mayat yang ditemukan di kota tersebut adalah korban pembunuhan di luar proses hukum yang dilakukan oleh pasukan Rusia.

Tragedi ini juga telah dikonfirmasi oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Dia mengatakan Barat akan memberlakukan serangkaian sanksi baru terhadap Rusia, tetapi dia mengatakan itu tidak cukup.

"Ratusan orang tewas. Warga sipil disiksa dan dieksekusi. Mayat ada di jalanan. Bahkan mayat berserakan seperti ranjau," katanya.

Baca Juga: Seperti Tahun 1937, Vladimir Putin Buka Hotline untuk Melaporkan Pengkhianat

Dilansir dari Reuters, beberapa mayat ditemukan dalam kondisi diikat dan ditembak dari jarak dekat. Ratusan mayat ditemukan berserakan di Bucha beberapa saat setelah pasukan Rusia menarik diri dari Kiev.

Pada hari Minggu (3/4), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa semua foto dan video yang diterbitkan oleh Ukraina terkait kondisi Bucha adalah bentuk provokasi.

Dalam pernyataan resminya, kementerian menegaskan tidak ada penduduk Bucha yang mengalami kekerasan di tangan pasukan Rusia.

Dugaan adanya pembantaian dan genosida langsung menyulut reaksi dari para pemimpin dunia. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggambarkan munculnya foto dan video kekejaman yang beredar sebagai pukulan keras di perut yang sangat menyakitkan.

Sementara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan adanya penyelidikan independen secepat mungkin.

Baca Juga: Cara Warga Ukraina Lawan Pasukan Rusia: Beri Makanan dan Alkohol yang Diracun




TERBARU

[X]
×