kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanda rusuh, 2.000 orang turun ke jalan, apa yang terjadi?


Senin, 18 Januari 2021 / 07:49 WIB
Belanda rusuh, 2.000 orang turun ke jalan, apa yang terjadi?
ILUSTRASI. Situasi lockdown di Kota Denhaag Belanda. (Photo by Yuriko Nakao/AFLO)


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - HAGUE. Kerusuhan pecah di Belanda. Polisi anti huru hara Belanda menggunakan meriam air untuk membubarkan sekitar dua ribu orang pelaku unjuk rasa tidak sah di Amsterdam pada Minggu (17/1/2021) untuk menentang penguncian (lockdown) nasional untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Reuters memberitakan, para pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun di depan galeri seni Rijksmuseum dan Museum Van Gogh, dengan membawa tanda bertuliskan "Kebebasan: hentikan pengepungan ini" dan meneriakkan "Apa yang kita inginkan? Kebebasan!".

Dalam aksi itu, tidak ada pengunjuk rasa yang mengenakan masker dan melanggar beberapa aturan jarak sosial. Menurut pihak berwenang Amsterdam dalam sebuah pernyataan, hal ini mendorong pihak berwenang untuk membubarkan kerumunan karena masalah kesehatan.

Melansir Reuters, pemerintah kota itu telah menolak permohonan aksi protes yang akan diadakan di Museum Square. Di sisi lain, para demonstran menolak untuk pergi ketika polisi memerintahkan mereka untuk membubarkan diri. Bahkan beberapa di antara pengunjuk rasa tampak melemparkan kembang api.

Baca Juga: Inggris memperluas program vaksinasi Covid-19 ke lebih banyak kelompok

Polisi anti huru hara kemudian menggunakan meriam air untuk mencoba membubarkan aksi unjuk rasa. Pihak berwenang mengatakan, mereka telah menangkap sekitar seratus orang yang ambil bagian dalam protes tersebut.

Pemerintah Belanda telah menutup sekolah dan sebagian besar toko pada bulan Desember untuk mencoba membendung lonjakan kasus Covid-19. Tak hanya itu, pada minggu ini Belanda juga memperpanjang penguncian setidaknya tiga minggu lagi.

Baca Juga: WHO: Sulit mencapai herd immunity Covid-19 dalam waktu dekat

Pada hari-hari awal pandemi, Belanda umumnya lebih enggan memberlakukan pembatasan sosial daripada kebanyakan negara tetangganya. Tapi selama gelombang kedua, musim dingin telah mendongkrak penyebaran infeksi dengan cepat dan tekanan yang meningkat di rumah sakitnya.

Selanjutnya: Menyayat hati, 1 nyawa hilang setiap 8 detik di dunia akibat Covid-19




TERBARU

[X]
×