Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Belanja perusahaan Jepang untuk pabrik dan peralatan naik 2,9% pada periode Juli–September dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data Kementerian Keuangan yang dirilis Senin (1/12/2025).
Angka ini melambat dari kuartal sebelumnya, namun masih menjadi penopang penting bagi permintaan domestik.
“Kenaikan investasi modal melemah dibandingkan periode sebelumnya, sehingga agak mengkhawatirkan termasuk dari sisi prospek ke depan,” ujar ekonom Meiji Yasuda Research Institute, Kazutaka Maeda.
Baca Juga: BOJ Pertimbangkan “Plus-Minus” Kenaikan Suku Bunga pada Rapat Desember
“Meski begitu, saya yakin investasi modal akan tetap relatif kuat untuk mendukung permintaan domestik,” katanya, merujuk pada tingginya minat investasi di sektor perangkat lunak dan teknologi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang semakin akut.
Pertumbuhan belanja modal pada Juli–September jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan 7,6% pada kuartal sebelumnya. Secara kuartalan dan disesuaikan musiman, belanja modal turun 1,4%.
Data ini akan digunakan untuk menghitung revisi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III yang akan dirilis pada 8 Desember.
Angka ini berpotensi menekan komponen investasi modal dalam perhitungan tersebut.
Baca Juga: Dolar AS Bersiap Hadapi Desember Krusial Jelang Rapat The Fed dan Suksesor Powell
Data awal bulan lalu menunjukkan ekonomi Jepang menyusut 1,8% secara tahunan pada Juli–September, setelah ekspor turun akibat tarif Amerika Serikat penyusutan pertama dalam enam kuartal.
Kementerian Keuangan juga melaporkan penjualan korporasi naik 0,5% secara tahunan, sementara laba berulang melonjak 19,7%.
Data ini menunjukkan bahwa perusahaan Jepang masih mampu menahan dampak tarif AS.
Sektor mesin dan peralatan listrik mencatat lonjakan laba, sedangkan sektor otomotif mengalami tekanan.
Secara keseluruhan, belanja modal tetap kuat dalam beberapa tahun terakhir, didorong tingginya investasi teknologi informasi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di tengah populasi yang cepat menua.
Baca Juga: Recall Massal A320 Mulai Mereda, Airbus Selesaikan Pembaruan Software Lebih Cepat
Kekuatan investasi modal, indikator utama pertumbuhan dengan basis permintaan domestic diperkirakan terus menopang ekonomi, terutama ketika konsumsi rumah tangga tertekan inflasi dan ekspor masih menghadapi hambatan tarif AS.
Pemerintah Jepang juga terus mendorong investasi melalui belanja publik yang terarah pada sektor-sektor strategis terkait keamanan ekonomi.
Bulan lalu, pemerintah menyelesaikan paket stimulus senilai 21,3 triliun yen (US$136 miliar), terbesar sejak pandemi COVID-19.












