Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada awal Desember saat investor bersiap menghadapi bulan yang krusial, dengan potensi pemangkasan suku bunga terakhir The Fed tahun ini serta konfirmasi kandidat dovish yang akan menggantikan Ketua Jerome Powell.
Di Asia, perhatian tertuju pada pidato Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda, yang dinilai dapat memberi sinyal apakah bank sentral Jepang akan menaikkan suku bunga bulan ini untuk menahan pelemahan yen.
Baca Juga: Harga Emas Spot Tergelincir dari Puncak 3 Pekan Senin (1/12) Pagi, Dipicu Aksi Ambil
Perdagangan valuta asing kembali normal pada Senin (1/12/2025) setelah gangguan panjang pekan lalu di CME Group operator bursa terbesar dunia yang mengguncang perdagangan saham, obligasi, komoditas, dan mata uang.
Namun, pergerakan tetap terbatas karena pelaku pasar menantikan serangkaian data dan agenda ekonomi sepanjang Desember.
Yen Menguat, Pasar Tunggu Sinyal Ueda
Yen memperpanjang penguatan setelah data menunjukkan belanja modal perusahaan Jepang naik 2,9% pada Juli–September dibanding setahun sebelumnya, menandakan ekonomi terbesar keempat dunia itu mampu bertahan dari dampak tarif AS.
Yen terakhir menguat 0,2% menjadi 155,84 per dolar, menjauh dari level terendah 10 bulan di 157,90 pada bulan lalu yang sempat memicu spekulasi intervensi pasar oleh Tokyo.
Baca Juga: Recall Massal A320 Mulai Mereda, Airbus Selesaikan Pembaruan Software Lebih Cepat
Menteri Keuangan Satsuki Katayama mengatakan pada Minggu bahwa gejolak pasar valas dan pelemahan yen belakangan ini “jelas tidak mencerminkan fundamental”.
"Pidato Ueda sangat penting karena ia memiliki peluang besar untuk memberi panduan kebijakan BOJ dalam jangka pendek," kata Carol Kong, analis Commonwealth Bank of Australia.
Ia menilai Ueda bisa memberikan sinyal kenaikan suku bunga bulan ini.
Fokus Utama: Kebijakan Suku Bunga AS
Dolar sebelumnya mengalami pelemahan tajam setelah pasar memperkirakan 87% peluang bahwa The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps pada pertemuan pekan depan, menurut CME FedWatch.
Ekspektasi pemangkasan bertambah kuat setelah muncul laporan bahwa penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menjadi kandidat terdepan untuk menggantikan Powell sebagai Ketua The Fed.
Baca Juga: Pendapatan Produsen Senjata China Anjlok 10% Akibat Korupsi
Dolar mencatat kinerja mingguan terburuk dalam empat bulan pada Jumat.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan Presiden Donald Trump kemungkinan mengumumkan pilihannya sebelum Natal. Indeks dolar melemah tipis menjadi 99,42.
Pergerakan Mata Uang Lain
Euro naik tipis 0,02% menjadi US$1,1600.
Poundsterling stabil di US$1,3240 setelah mencatat pekan terbaik dalam lebih dari tiga bulan pasca pengumuman anggaran baru Inggris.
Dolar Australia melemah 0,08% ke US$0,6543, sementara dolar Selandia Baru turun 0,09% ke US$0,5733.
Goldman Sachs mengatakan pasar kini akan lebih fokus pada proyeksi pertemuan The Fed berikutnya, karena data pasar tenaga kerja yang signifikan akan dirilis sebelum rapat Januari.
Baca Juga: Aktivitas Manufaktur Jepang Melambat pada November, Tapi Membaik Dibanding Oktober
Laporan ketenagakerjaan AS untuk November akan dirilis pada 16 Desember, setelah rapat The Fed, namun angka pengangguran Oktober tidak tersedia karena survei rumah tangga tidak dilakukan akibat government shutdown terpanjang dalam sejarah.
Aset kripto: harga Bitcoin turun 3,6% menjadi US$87.881,82 dan Ether melemah 5% ke US$2.871,59.












