kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.254   -26,00   -0,16%
  • IDX 7.005   61,45   0,88%
  • KOMPAS100 1.020   9,19   0,91%
  • LQ45 779   10,37   1,35%
  • ISSI 230   -0,09   -0,04%
  • IDX30 401   6,24   1,58%
  • IDXHIDIV20 465   9,72   2,14%
  • IDX80 115   1,11   0,98%
  • IDXV30 116   1,36   1,19%
  • IDXQ30 129   1,78   1,39%

Belanja Musim Kembali Sekolah Menurun Karena Kenaikan Harga


Kamis, 10 Juli 2025 / 17:55 WIB
Belanja Musim Kembali Sekolah Menurun Karena Kenaikan Harga
ILUSTRASI. Orang-orang mengantre untuk tes penyakit virus corona (COVID-19) di klinik back-to-school di South Gate, Los Angeles, California, AS, Kamis (12/8/2021). REUTERS/Lucy Nicholson


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pengeluaran untuk kebutuhan kembali ke sekolah diperkirakan menurun tahun ini. Ini karena kenaikan harga akibat tarif dan ketidakpastian ekonomi yang memaksa banyak keluarga di Amerika Serikat memperketat anggaran rumah tangga, menurut laporan proyeksi dari Deloitte yang dirilis Kamis (10/7).

Total pengeluaran diperkirakan tetap stagnan di US$ 30,9 miliar, atau rata-rata US$ 570 per siswa, meskipun harga-harga mengalami kenaikan di semua kategori produk. Angka ini tercatat 7% lebih rendah dibandingkan tahun 2021. Tahun lalu, orang tua menghabiskan rata-rata US$ 586 per anak.

Survei Deloitte dilakukan secara online melalui panel riset independen antara 21 Mei hingga 30 Mei, melibatkan 1.203 orang tua yang memiliki setidaknya satu anak di tingkat pendidikan K-12 (dari taman kanak-kanak hingga SMA).

Baca Juga: Ini Tanggal Masuk Sekolah setelah Libur Lebaran

Perusahaan ritel besar seperti Walmart, Target, dan Amazon.com kini bersaing ketat untuk merebut belanja konsumen dalam musim diskon besar-besaran, termasuk program penawaran Prime Day dari Amazon yang akan berlangsung selama empat hari tahun ini.

Menurut proyeksi Adobe Analytics yang dirilis minggu ini dikutip Reuters, pengeluaran online diperkirakan mencapai US$ 23,8 miliar.

Belanja konsumen tetap lesu dalam beberapa bulan terakhir di tengah kebijakan tarif Presiden Trump yang terus berubah-ubah.

Deloitte mencatat keluarga cenderung memfokuskan pengeluaran mereka pada kebutuhan utama seperti pakaian, sambil mengurangi belanja pada kategori seperti teknologi dan perlengkapan sekolah.

Laporan tersebut juga menunjukkan semakin banyak konsumen yang memilih merek private label yang lebih murah dan menyebar waktu belanja mereka hingga bulan Agustus.

Baca Juga: Deloitte: Infrastruktur Berbasis AI Bisa Pangkas Kerugian Bencana Alam hingga 15%

"Nilai uang adalah faktor utama dalam pemilihan ritel, dan para orang tua kini semakin bersedia untuk berganti merek atau toko demi mendapatkan penawaran terbaik," ujar Brian McCarthy, Pimpinan Strategi Ritel di Deloitte Consulting.

Lebih dari separuh orang tua yang disurvei menyatakan kekhawatiran atas potensi kenaikan harga barang kebutuhan sekolah dan berencana mengurangi makan di luar serta kegiatan rekreasi untuk mengelola anggaran mereka.

Permintaan terhadap pengiriman standar meningkat 76%, dibandingkan 63% pada tahun 2024, menunjukkan bahwa pembeli cenderung memilih waktu pengiriman yang lebih lama demi menekan atau menghindari biaya kirim, menurut temuan survei tersebut.

Selanjutnya: Hipmi Jaya Gandeng Sejumlah Mitra Dukung UMKM di Jakarta Timur

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Kojic Acid untuk Wajah, Kulit Sensitif Boleh Coba!




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×