Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belasan pejabat senior dan militer Indonesia menjadi sasaran perangkat lunak mata-mata sebuah perusahaan yang berada di bawah pengawasan Israel pada tahun lalu.
Hal itu diungkap oleh sembilan sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Melansir Reuters, Jumat (30/9), para sumber tersebut mengatakan para pejabat yang jadi target mereka antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, personel senior militer, dua diplomat regional dan penasihat di Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri.
Enam pejabat dan penasihat Indonesia yang menjadi target mengatakan kepada Reuters bahwa mereka menerima pesan email dari Apple Inch pada November 2021 yang memberi tahu mereka bahwa Apple yakin para pejabat tengah ditargetkan oleh penyerang yang disponsori negara.
Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Membawa Dunia dalam Krisis Pangan, Bagaimana Indonesia?
Apple belum mengungkapkan identitas atau jumlah pengguna yang ditargetkan. Perusahaan menolak berkomentar untuk cerita ini.
Apple dan peneliti keamanan mengatakan penerima peringatan ditargetkan menggunakan ForcedEntry, perangkat lunak canggih yang telah digunakan oleh vendor pengawasan siber Israel NSO Group untuk membantu agen mata-mata asing dari jarak jauh dan tanpa terlihat mengendalikan iPhone.
Perusahaan cyber Israel lainnya, QuaDream, telah mengembangkan alat peretasan yang hampir identik, lapor Reuters.
Reuters tidak dapat menentukan siapa yang membuat atau menggunakan spyware untuk menargetkan pejabat Indonesia, apakah upaya itu berhasil, dan, jika demikian, apa yang mungkin diperoleh para peretas sebagai hasilnya.
Upaya untuk menargetkan pejabat Indonesia, yang sebelumnya belum pernah dilaporkan, adalah salah satu kasus terbesar yang pernah dilihat dari perangkat lunak yang digunakan terhadap personel pemerintah, militer dan kementerian pertahanan, menurut pakar keamanan siber.
Baca Juga: Setelah 52 Tahun Identifikasi Kasus Pertama, Monkeypox Makin Menyebar di Luar Endemik
Juru bicara pemerintah Indonesia, militer Indonesia, Kementerian Pertahanan Indonesia dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tidak menanggapi permintaan komentar dan pertanyaan melalui email.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan mereka tidak mengetahui kasus tersebut dan merujuk Reuters ke BSSN.
Airlangga Hartarto, sekutu utama Presiden Indonesia Joko Widodo, tidak menanggapi pertanyaan yang dikirim kepadanya oleh Reuters, begitu pula perwakilannya.
Penggunaan ForcedEntry, yang mengeksploitasi kelemahan pada iPhone melalui teknik peretasan baru yang tidak memerlukan interaksi pengguna, dipublikasikan oleh pengawas keamanan siber Citizen Lab pada September 2021.