Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Minggu (16/6) menolak rencana jeda operasi harian yang diajukan oleh militernya. Dengan ini, pengiriman bantuan ke Gaza akan terus terhambat.
Militer Israel mengajukan adanya fase jeda taktis setiap hari di sepanjang jalan utama menuju Jalur Gaza yang terkepung. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pengiriman bantuan ke daerah kantong Palestina tersebut.
Pihak militer awalnya berencana untuk melakukan jeda taktis setiap pukul 5 pagi hingga 4 sore di daerah penyeberangan Karem Abu Salem ke Jalan Salah al-Din dan kemudian ke utara.
Baca Juga: Menhan Prabowo Sampaikan 4 Poin Dukungan Indonesia untuk Palestina
Sayangnya, rencan militer itu langsung ditolak oleh Netanyahu.
"Ketika perdana menteri mendengar laporan tentang jeda kemanusiaan selama 11 jam di pagi hari, dia menoleh ke sekretaris militernya dan menjelaskan bahwa hal ini tidak dapat diterima olehnya," kata seorang pejabat Israel, dikutip Al Jazeera.
Dengan keputusan itu, pihak militer Israel memastikan bahwa operasi normal akan berlanjut di Rafah.
Serangan tentara Israel bahkan terus berlanjut pada hari Minggu, bertepatan dengan hari perayaan Idul Adha di Palestina.
Baca Juga: 37.296 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Militer Gaza Sejak 7 Oktober
Menurut kantor berita Palestina, Wafa, serangan Israel tersebut menewaskan sembilan orang, termasuk enam anak-anak di kamp pengungsi Bureij.
Hingga tanggal 16 Juni 2024, serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 37.296 orang. Angka itu mencakup lebih dari 15.000 anak-anak.
Di saat yang sama, ada lebih dari 10.000 yang masih dinyatakan hilang dalam reruntuhan bangunan. Sebagian besar diasumsikan telah meninggal dunia.