Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Gelaran FutureChina Global Forum (FCGF) 2025, yang merupakan penyelenggaraan di tahun ke -16, tuntas. Tahun ini, gelaran ini dihadiri oleh 30 pembicara terkemuka dan menarik 600 pemimpin bisnis, diplomat, akademisi, dan pakar industri dari seluruh dunia.
Tahun ini, FCGF mengusung tema Dunia yang Berubah: Tantangan dan Peluang. Lewat sejumlah panel diskusi, FCGF tahun ini membahas bagaimana ketegangan geopolitik membentuk tatanan global baru, mengkaji hubungan ekonomi ASEAN dan China, peluang dan risiko perdagangan serta investasi, hingga soal kondisi akal imitasi (AI) di masa depan.
“Kami juga berharap dapat membangun kemitraan yang langgeng dan memajukan kolaborasi yang menguntungkan semua pihak,” ujar Bapak Lee Yi Shyan, Chairman Business China, Sabtu (19/9).
Highlight forum ini antara lain pidato utama oleh Gan Kim Yong, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura. Gan merefleksikan 35 tahun hubungan Singapura-Tiongkok dan menyerukan reformasi pragmatis terhadap sistem ekonomi global yang kini berada di bawah tekanan luar biasa.
Baca Juga: Bank Dunia Ubah Haluan, Dukung Energi Nuklir untuk Negara Berkembang
Gan menganjurkan pembaruan aturan perdagangan internasional untuk menghadapi meningkatnya proteksionisme dan digitalisasi, sekaligus menekankan kerja sama plurilateral. “Kita harus melakukan apa yang kita bisa untuk mereformasi tatanan ekonomi global yang berbasis aturan,” kata Gan Kim Yong, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan dan Industri.
Highlight lain dari gelaran ini adalah kehadiran Ray Dalio, Founder Bridgewater Associates. Dalam forum ini Dalio membagi rahasia apa yang menjadikan sebuah negara sukses.
“Ada tiga hal dasar yang menjadikan sebuah negara sukses. Pertama, didiklah anak-anak Anda lebih baik daripada yang lain. Kedua, hasilkan lebih banyak daripada yang Anda belanjakan. Dan ketiga, hindari perang.”