Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membuat pernyataan bernada candaan dengan menyatakan keinginannya menjadi paus berikutnya, menyusul wafatnya Paus Fransiskus pekan lalu dalam usia 88 tahun.
Hal itu ia katakan saat ditanya wartawan mengenai siapa yang ia harapkan menjadi pemimpin baru Gereja Katolik, Trump menjawab, "Saya ingin menjadi paus. Itu akan menjadi pilihan nomor satu saya," ujar Trump seperti dikutip dari Reuters, Rabu (30/4).
Meski demikian, ia menambahkan bahwa sebenarnya tidak memiliki preferensi tertentu.
Trump juga menyebut seorang kardinal asal New York sebagai sosok yang baik, merujuk pada Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York.
Baca Juga: Akankah Kardinal Pilih Paus dari Luar Lingkaran Vatikan Seperti Fransiskus?
Kardinal Timothy Dolan diangkat jadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI dan turut serta dalam konklaf yang memilih Paus Fransikus.
Tahun ini Kardinal Timothy berusia 75 tahun, termasuk kardinal yang punya hak pilih dan dipilih menjadi paus berikutnya.
Selain Kardinal Timothy, kardinal lain yang berasal dari AS adalah Kardinal Joseph Tobin, Uskup Agung Newark, New Jersey.
Tahun ini Kardinal Joseph baru berusia 72 tahun dan punya hak pilih dan dipilih menjadi paus.
Hingga saat ini, belum pernah ada paus yang berasal dari Amerika Serikat.
Trump dan istrinya, Melania, menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Roma akhir pekan lalu.
Baca Juga: Keindahan Kapel Sistina: Tempat Pemilihan Paus dan Keajaiban Seni Michelangelo
Hubungan Trump dan Paus Fransiskus selama satu dekade terakhir diwarnai kritik timbal balik, terutama terkait isu imigrasi.
Paus kerap menyerukan belas kasih kepada para migran, sementara Trump dikenal dengan kebijakan deportasi yang ketat.
Sekitar 135 kardinal akan segera memasuki konklaf rahasia untuk memilih paus baru. Saat ini, belum ada kandidat kuat yang menonjol.