Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
MELBOURNE. Bisnis pertambangan sedang tumbang, BHP Billiton Ltd terus melakukan efisiensi. Raksasa tambang asal Australia ini akan agresif memangkas biaya dalam tiga tahun ke depan sebagai dampak dari penurunan harga bijih besi, batubara dan juga harga minyak mentah.
Harga bijih besi terjun hingga 48% pada tahun ini lantaran BHP dan Rio Tinto terus membanjiri pasar dengan bijih besi. Di saat yang sama, harga komoditas lain seperti batubara dan minyak juga ikut terjungkal.
Harga batubara menyentuh level terendah dalam 5,5 tahun terakhir. Sedangkan, harga minyak berada di posisi paling buruk dalam empat tahun terakhir.
Reuters menuliskan, dengan langkah penghematan tersebut, BHP Billiton mengharapkan bisa menghemat hingga US$ 4 miliar pada Juni 2017. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yakni US$ 3,5 miliar.
Salah satu penghematan yang dilakukan oleh BHP Billiton adalah mengurangi belanja modal pada tahun ini sebesar 4% menjadi US$ 14,2 miliar. Anggaran belanja modal akan terus dipotong sehingga pada 2016 nanti, biaya investasi BHP Billiton jatuh hanya sebanyak US$ 13 miliar.
Andrew Mackenzie, Chief Executive BHP Billiton mengatakan, pengurangan biaya tersebut sebagian besar dilakukan dengan pemisahan unit usaha. Seperti diketahui, BHP Billiton berencana untuk memisahkan unit usaha aluminium, mangan dan perak dan beberapa aset nikel menjadi perusahaan terpisah di tahun depan. BHP Billiton fokus pada bisnis utamanya yakni bijih besi, batubara dan minyak bumi.
Mackenzie menyatakan, aset bisnis inti kelompok ini menghasilkan lebih dari 96% laba operasional pada tahun ini. "Kami dapat memotong kompleksitas biaya tanpa kehilangan manfaat dan keragaman bisnis," ujar Mackenzie seperti dikutip dari ABC.
Menjual pabrik aluminium
Selain menata anggaran belanja modal, BHP Billiton juga tengah merampungkan penjualan pabrik pengecoran (casthouse) aluminium di smelter Bayside, Afrika Selatan. Kabar terbaru, Hulamin Ltd, produsen aluminium terbesar di Afrika Selatan, menyatakan sebagai bagian dari kelompok calon pembeli aset BHP tersebut. Hulamin mengincar 40%, sedangkan Bingelela Capital, calon pembeli lainnya, akan mengambil 60%.
Pemilik baru ini akan mengoperasikan casthouse penghasil slab aluminium senilai US$ 914 juta. Kapasitas pengolahan aluminium mencapai 2 juta metrik ton di 2014. "Perjanjian itu mengamankan pasokan kami untuk lima tahun ke depan," ujar Hulamin seperti dikutip Bloomberg.