kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BHP Billiton bakal melego 10 aset tambang


Minggu, 10 Maret 2013 / 16:07 WIB
BHP Billiton bakal melego 10 aset tambang
ILUSTRASI. Kurs Jual Beli Rupiah-Dolar AS Di BRI Kamis 21 Oktober. KONTAN/Fransiskus Simbolon/05/09/2018


Reporter: Rika Theo |

PERTH. BHP Billiton Ltd , perusahaan minyak terbesar dunia, hendak menjual 10 aset. Divestasi aset ini bertujuan untuk mengurangi utang dan menyederhanakan bisnis perusahaan.

"Konsisten dengan komitmen kami untuk menyederhanakan portofolio, kami melanjutkan kesempatan divestasi aset dengan selektif, dengan fokus tajam pada nilainya," kata jurubicara BHP Billiton Eleanor Nichols, kemarin (9/3).

Pernyataan itu keluar sesudah sebuah koran Australia mengutip perkataan Chief Financial Officer BHP, Graham Kerr, kepada para analis dalam briefing tertutup pekan lalu. Kerr menyatakan BHO Billiton berfokus pada potensi penjualan sedikitnya 10 asetnya.

Menurut artikel itu, Kerr tidak mengungkap apa saja aset itu, namun berkata bahwa aset migas merupakan yang paling mudah dijual.

"Kurang lebih 10 aset. Keputusan apapun untuk mendivestasi aset akan diumumkan ke pasar," kata Nichols kepada Reuters.

Bulan lalu BHP mengumumkan kepada pekerjanya di tambang batubara Gregory-Crinum, Quensland pusat, bahwa perusahaan sedang menimbang penjualan tambang tersebut. Tambang Gregory-Crinum merupakan usaha joint venture antara BHP-Mitsubishi Australia.

Para perusahaan tambang memang kini fokus pada aset terbaik mereka setelah muncul tekanan dari investor. Investor-investor mengritisk proyek dan akuisisi mahal yang banyak dilakukan perusahaan tambang selama masa bomming tambang.

Bulan lalu, BHP melaporkan laba bersihnya anjlok 43% ke US$ 5,68 miliar. Ini merupakan penurunan laba terburuk dalam satu dekade. BHP juga menghapusbukukan (write down) aset alumunium dan nikelnya.

Di 2012 BHP juga memotong US$ 40 miliar dari proyek-proyeknya dan menutup sjeumlah tambang batubara yang merugi. Saat ini, industri batubara menghadapi beban biaya yang meningkat, penguatan dollar Australia, dan penurunan harga komoditas.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×