kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkat TikTok, valuasi induk perusahaan ByteDance mencapai US$ 75 miliar


Jumat, 27 Maret 2020 / 17:51 WIB
Berkat TikTok, valuasi induk perusahaan ByteDance mencapai US$ 75 miliar
ILUSTRASI. Ilustrasi Tik Tok


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. TikTok semakin mendunia dan digunakan oleh semua orang bahkan untuk pemasaran sebuah produk. Berkat TikTok, induk perusahaan yakni ByteDance kini bervaluasi US$ 75 miliar menurut CB Insight seperti pemberitaan Nikkei Asian Review, Jumat (27/3).

Pencapain itu diraih setelah delapan tahun didirikan di sebuah apartemen empat kamar tidur di Beijing. Menurut ByteDance setiap hari terdapat 400 juta orang menonton atau membuat video di aplikasi TikTok. Jumlah itu setara dengan seluruh populasi Amerika Serikat dan Kanada.

Baca Juga: Induk TikTok rilis layanan streaming musik pesaing Spotify di Indonesia

Selain itu, TikTok tercatat sebagai aplikasi non-game ketiga yang paling banyak diunduh di dunia, hanya di belakang WhatsApp dan Facebook Messenger. Tiba-tiba menjadi fenomena budaya global lantaran diunduh 1,57 miliar kali. Pengunduhan terbesar sebanyak 689 juta kali terjadi pada 2019.

Pendiri ByteDance adalah Zhang Yiming yang merupakan seorang insinyur perangkat lunak melalui pelatihan. Ia pernah bekerja sebentar untuk sejumlah perusahaan, termasuk Microsoft, sebelum memulai usahanya sendiri.

Salah satu usaha Zhang sebelumnya adalah Kuxun, mesin pencari perjalanan dan transportasi yang kemudian diakuisisi oleh TripAdvisor yang terdaftar di Nasdaq. Selain itu Zhang memiliki 99Fang yang merupakan sebuah situs pencarian properti. Situs ini menarik dana dari cabang investasi pialang AS Susquehanna International Group pada tahun 2009.

ByteDance dimulai dengan metro Beijing. Tepatnya pada 2011 silam, Zhang perhatikan semakin sedikit orang yang membaca koran di kereta bawah tanah. 
Penjualan ponsel cerdas di China juga mengalami pertumbuhan eksplosif pada tahun 2011.

“Saya pikir telepon pintar akan menggantikan surat kabar menjadi media distribusi informasi yang paling penting,” kenang Zhang.

Zhang, yang juga lulus dari Universitas Nankai di Tianjin, mengatakan kepada para siswa bahwa ia mencurahkan waktu kuliahnya untuk pengkodean dan membaca. 
Dia juga menikmati acara barbekyu tengah malam dengan teman-teman sekolahnya setelah seharian bekerja di laboratorium universitas. Banyak dari mereka yang berbagi hasrat yang sama untuk pengkodean dan BBQ kemudian menjadi karyawan awal ByteDance.

Baca Juga: Kantongi miliaran rupiah sekali posting TikTok

Gagasan besar Zhang adalah rekomendasi pribadi. "Sama seperti Facebook yang menghubungkan orang dengan orang, dan Uber menghubungkan orang dengan kendaraan," katanya, produknya akan "menghubungkan orang dengan informasi," papar Zhang.

Artinya, ia akan menggarap bisnis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Namun, pada saat itu, industri AI masih baru lahir. Zhang maupun timnya tidak tahu cara membangun algoritma yang canggih. 

Karena tidak ada buku yang tersedia untuk membimbing mereka, mereka mulai dari prinsip pertama, mengajar diri mereka sendiri.

Hasilnya adalah Jinri Toutiao, sebuah aplikasi berita yang menggunakan algoritma untuk menghasilkan daftar artikel dan video yang disesuaikan berdasarkan kebiasaan membaca masing-masing pengguna. Pada 2012, aplikasi ini mendapat dukungan awalnya investasi dari SIG Asiasenilai US$ 3 juta. Kucuran dana itu memberikan perusahaan kekuatan finansial yang dibutuhkan untuk ekspansi.

Pada 2016, ByteDance menindaklanjuti Toutiao dengan hit lain Douyin atau TikTok versi awal di China. Kali ini, ia menghadapi persaingan serius dari sesama startup Kuaishou yang meraih investasi dari Tencent Holdings pada 2017. Juga saingan dari platform video pendek Tencent sendiri Weishi.

Baca Juga: Viral skullbreaker challenge di TikTok, jangan ditiru!

Tetapi keberhasilan awalnya membawa lebih banyak investasi daripada para pesaingnya. Douyin berhasil meraih pendanaan lebih dari US$ 1 miliar, termasuk investor terkemuka seperti Sequoia Capital.

Dengan daya tembak dan keunggulan yang semakin besar, ByteDance mulai memburu produsen video populer dari aplikasi saingannya, membayar mereka untuk membuat konten secara eksklusif di platformnya, menurut orang-orang yang bekerja sama dengan Douyin di masa-masa awalnya.

Hingga saat ini, ByteDance telah menarik investasi lebih dari US $ 4,6 miliar, berdasarkan perkiraan Crunchbase. Itu termasuk investasi dari SoftBank Group, Kohlberg Kravis Roberts dan General Atlantic. Nikkei menghubungi ketiga perusahaan, yang menolak untuk diwawancarai.

Perusahaan telah banyak berinvestasi bagi karyawan, dengan kebijakan perekrutan yang tidak biasa di sektor teknologi Cina. Daripada memprioritaskan individu dengan kualifikasi luar negeri dan rekam jejak panjang, ByteDance mengambil risiko pada rekrutmen yang tidak biasa. Ini, sebagian, merupakan cerminan dari perjalanan pendirinya sendiri. Zhang sendiri tidak pernah belajar atau bekerja di luar negeri.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×