Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Asana Inc, pembuat perangkat lunak (software) untuk perkantoran mengungkapkan pertumbuhan 63% selama paruh pertama tahun ini. Hal ini antara lain ditopang oleh pesatnya permintaan di tengah era kerja dari rumah (work from home) akibat pandemi Covid-19.
Melansir artikel yang dimuat Bloomberg, Jumat (11/9), pihak Asana saat ini berniat untuk melakukan ekspansi bisnis software lantaran banyak bisnis yang justru lebih efektif bila karyawan bekerja dari jarak jauh.
"Ternyata, jika Anda mencapai tujuan perusahaan, tidak ada yang peduli jika kita memakai celana atau tidak," kata perusahaan dalam presentasinya Kamis (10/9) lalu.
Melihat antusias yang tinggi ini, saham Asana dikabarkan akan mulai diperdagangkan di bursa New York pada 30 September 2020 dalam pencatatan langsung. Menyusul telah diperbaruinya pengajuan perusahaan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS.
Baca Juga: Perusahaan global mulai gencar lakukan investasi
Asal tahu saja, pencatatan langsung adalah aksi korporasi di mana perusahaan tidak menerbitkan saham baru untuk menambah modal. Cara ini merupakan alternatif dari go public atau penawaran umum perdana (IPO). Pencatatan tersebut diharapkan mengikuti agenda yang telah dijadwalkan seminggu sebelumnya oleh Palantir Technologies Inc.
Sebelumnya, hanya ada dua perusahaan teknologi besar yang melakukan go public melalui pencatatan langsung yakni Spotify Technology SA dan Slack Technologies Inc.
Sementara itu, Asana mencatatkan pendapatan sebesar US$ 99,7 juta dalam enam bulan yang berakhir pada 31 Juli 2020. Pencapaian itu naik dari perolehan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 61,1 juta.
Di sisi lain, kerugian bersihnya dalam periode itu naik menjadi US$ 76,9 juta akibat adanya biaya penelitian, penjualan dan pemasaran.
Sekitar 40% pendapatan perusahaan berasal dari luar AS dan kini teknologinya telah hadir di 190 negara. Perusahaan kini memiliki margin kotor 87% di semester I 2020, hampir stabil dari posisi sepanjang tahun 2019 sebesar 86%.