Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH, menggambarkan penelitian ini sebagai "langkah awal yang penting menuju" penemuan vaksin yang aman dan efektif.
CanSino Biologics
Pihak berwenang di China memberikan persetujuan minggu lalu untuk uji klinis Fase 1 vaksin virus corona yang dikembangkan oleh para peneliti di CanSino Biologics yang berbasis di Tianjin dan Akademi Ilmu Kedokteran Militer.
Baca Juga: Perangi corona, pemimpin G20 suntikkan US$ 5 triliun ke dalam ekonomi global
Tes Ad5-nCoV pada hewan, kata para peneliti, menunjukkan bahwa kandidat vaksin dapat menginduksi respon imun yang kuat dan menunjukkan profil keamanan yang baik. Penyaringan awal untuk studi terhadap manusia pertama telah dimulai, dan diharapkan akan diujicoba pada 108 peserta sehat di Rumah Sakit Tongji Wuhan.
"Setelah berkomitmen untuk memberikan dukungan tanpa syarat untuk memerangi epidemi global, CanSinoBIO bertekad untuk meluncurkan kandidat produk vaksin kami sesegera mungkin dengan tetap mengedepankan kualitas dan keamanan," kata ketua dan CEO CanSino Xuefeng Yu.
Baca Juga: Xi Jinping: Virus tak mengenal batasan, tak ada negara yang kebal pandemi corona
Migal
Terletak di Kiryat Shmona, MIGAL - Galilee Research Institute bekerja untuk mengadaptasi vaksin yang awalnya dikembangkan untuk mencegah Virus Infeksi Bronkitis (IBV) pada unggas.
Didanai oleh pemerintah, institut ini memuji terobosan ilmiah yang akan mengarah pada penciptaan cepat vaksin melawan virus corona pada akhir Februari, berdasarkan kesamaan genetik antara avian coronavirus dan novel coronavirus.