Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Komisi Eropa telah menawarkan bantuan keuangan hingga € 80 juta kepada CureVac, yang berencana meluncurkan uji klinis pada Juni 2020. Jika terbukti, komisi itu mengatakan, jutaan dosis vaksin dapat diproduksi dengan biaya rendah di fasilitas produksi perusahaan yang ada.
Baca Juga: WHO: Jaga jarak fisik saja tak membantu kita menang melawan corona
"Kombinasi ilmu mRNA, pemahaman penyakit, formulasi dan keahlian produksi membuat CureVac pemain unik untuk melawan penyakit menular, tidak peduli apakah itu musiman atau pandemi," kata CTO CureVac Mariola Fotin-Mleczek.
BioNTech
Perusahaan imunoterapi Jerman, BioNTech dan raksasa farmasi Amerika Pfizer menandatangani surat persetujuan minggu lalu untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin berbasis mRNA terhadap coronavirus yang baru.
Kemitraan ini, yang awalnya dibentuk pada tahun 2018 untuk mengembangkan vaksin flu, akan mempercepat program vaksin COVID-19 BioNTech BNT162. Targetnya, vaksin ini memasuki uji klinis pada akhir April.
Baca Juga: Hati-hati, begini efek samping pemakaian chloroquine bagi pasien Covid-19
Hanya sehari sebelumnya, perusahaan yang berbasis di Mainz ini mengumumkan pengembangan strategis dan kolaborasi komersialisasi dengan Fosun Pharma untuk memajukan vaksin mRNA di China. Fosun Pharma akan menggelontorkan dana kepada BioNTech senilai US$ 135 juta sebagai investasi awal dan potensial di masa depan dan pembayaran tonggak sejarah.
"Kami merasa berkewajiban untuk mengeksploitasi teknologi secara penuh dan keahlian imunoterapi kami untuk membantu mengatasi pandemi darurat COVID-19," kata pendiri dan CEO BioNTech, Prof. Ugur Sahin.