Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
PERJALANAN bisnis Man Wah Holdings resmi dimulai pada September 1992 silam. Kala itu, Wong Man Li nekat menjajal bisnis furnitur dengan mendirikan pabrik di kawasan perbatasan China dengan Hong Kong, Shenzhen.
Man Li membangun pabrik dengan duit hasil penjualan apartemen miliknya. Man Li menguras seluruh harta dan tabungan hasil jerih payah menjadi karyawan selama 12 tahun.
Menurut Man Li, keberanian dan kerja keras menjadi modal terpenting dalam membangun bisnis. Prinsip inilah yang dipakai Man Li dalam membangun kerajaan bisnis Man Wah.
Keberanian Man Li membangun Man Wah termaktub dalam logo perusahaannya. Arti kata Man Wah dan logo perusahaan yang membentuk angka 100 diartikan sebagai filosofi perusahaan yang meyakini kerja usaha 100% bakal berbuah kesuksesan.
Di tahun-tahun awal membangun bisnis, Man Li menyebutnya dengan ungkapan "Asian Tiger" atau periode anugerah berlimpah bagi para pebisnis mebel. Sebab, kala itu Hong Kong tengah memasuki tahap pembangunan besar-besaran yang memicu lonjakan permintaan barang furnitur.
Booming furnitur pun dibarengi kemudahan berbisnis. Man Li menjajal bisnis furnitur tanpa memiliki pengalaman sedikit pun tentang bisnis mebel. Sebab, selama belasan tahun hijrah ke Hong Kong dari Fujian, China, Man Li bekerja di pabrik elektronik.
Dengan modal nekat, Man Li menilai bahwa booming permintaan furnitur bisa mendatangkan berkah, termasuk bagi pemain pemula. "Bisnis furnitur tidak memerlukan pabrik besar, produknya tidak rumit, dan sangat mudah menemukan pelanggan di Hong Kong," ujarnya seperti dikutip Forbes.
Insting bisnis Man Li terbukti jitu. Kerja keras Man Li berbuah manis. Pada tahun pertama berdiri, Man Wah sukses meraup penjualan sebesar US$ 3 juta. Tidak cepat puas, Man Li terus mengembangkan bisnisnya. Tak butuh waktu lama, pada tahun 1994, Man Li langsung ekspansi.
Man Li mendirikan dua pabrik tambahan di bawah entitas Man Wah Industry Company Limited dan New Uifa Furniture Manufacturing. Awalnya, Man Li fokus membidik segmen bisnis sofa. Namun akhirnya berkembang ke berbagai segmen furnitur.
Sukses di tahun perdana, Man Li memperbanyak anak usaha dan menambah pabrik di Shenzhen dan Huizhou. Bahkan, pada tahun 1998, Man Wah mendapat berbagai penghargaan sebagai perusahaan yang tengah naik daun. Misal, penghargaan bertajuk "Top Ten Enterprises" oleh International Furniture and Decoration Association Hong Kong.
Sukses di pasar lokal, Man Li tancap gas melebarkan sayap bisnis ke pasar global. Langkah pertama, Man Li memboyong perusahaannya ke bursa saham Singapura pada Juni 2005. Sebagai financial hub, bendera bisnis Man Wah yang bercokol di Singapura bakal mendongkrak gengsi Man Wah di pasar global.
Sejak mendarat di bursa Singapura, produk mebel Man Wah mulai merambah pasar China hingga Amerika Serikat (AS). Strategi Man Wah yakni memasok mebel kepada peritel besar.
Di AS, Man Li sukses menggandeng peritel Macy’s. "Pengecer besar membeli dalam jumlah besar sehingga ongkos pengiriman lebih efisien," ujar Man Li.
Puncaknya, produk mebel Man Wah sukses menguasai pasar furnitur AS pada tahun 2012. Data Furniture Today mengungkapkan, furnitur pabrikan Man Wah tercatat sebagai pemasok mebel paling banyak di pasar AS. Pendapatan Man Wah diprediksi menembus angka US$ 700 juta pada tahun ini. (Bersambung)