CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Berunjuk rasa di gedung parlemen, kubu oposisi Malaysia minta Muhyiddin segera mundur


Senin, 02 Agustus 2021 / 14:20 WIB
Berunjuk rasa di gedung parlemen, kubu oposisi Malaysia minta Muhyiddin segera mundur
ILUSTRASI. Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin tersenyum selama sesi majelis rendah parlemen, di Kuala Lumpur, Malaysia 13 Juli 2020.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Anggota parlemen Malaysia dari kubu oposisi mengadakan unjuk rasa di gedung parlemen meminta Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mundur dari jabatannya.

Dilansir dari Reuters, para anggota parlemen berbaris di gedung parlemen pada hari Senin (2/8), tetapi dihentikan oleh polisi dengan perlengkapan anti huru hara.

"Muhyiddin sebagai perdana menteri telah jatuh hari ini," ungkap pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dalam pidatonya setelah anggota parlemen dihadang aparat keamanan.

Anwar mengatakan bahwa semua anggota parlemen oposisi yang jumlahnya 107 orang, kini bersatu meminta Muhyiddin mengundurkan diri karena melanggar konstitusi dan dekrit raja, serta menghalangi anggota parlemen menjalankan tugas mereka.

Baca Juga: Asia zona merah, rekor kasus Covid-19 di Tokyo, Thailand, dan Malaysia

Mendukung gerakan ini, mantan perdana menteri Mahathir Mohamad mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya cara agar gejolak politik yang berkepanjangan ini dapat berakhir dan fokus dapat sepenuhnya diberikan pada upaya untuk menyelesaikan krisis.

"Hanya melalui cara ini, gejolak politik yang berkepanjangan ini dapat berakhir dan fokus pada upaya untuk menyelesaikan krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial yang dihadapi negara sejak 17 bulan lalu," ungkapnya.

Sejak Mahathir mundur secara tiba-tiba tahun lalu, Malaysia berada dalam kondisi politik yang berubah-ubah di bawah kepemimpinan Muhyiddin sejak Maret 2020.

Melangkahi wewenang Raja

Muhyiddin menghadapi seruan baru untuk mengundurkan diri pekan lalu setelah ia mencabut peraturan pemerintah terkait peraturan darurat Covid-19.

Melansir Reuters, Pemerintah Muhyiddin mengatakan pada 21 Juli telah mencabut semua peraturan yang mulai berlaku sejak keadaan darurat nasional diberlakukan pada Januari.

Baca Juga: Malaysia perpanjang aturan darurat di Sarawak, pemungutan suara ditangguhkan



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×