kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Biden akhirnya menghubungi Netanyahu, bicarakan Palestina hingga ancaman Iran


Kamis, 18 Februari 2021 / 10:51 WIB
Biden akhirnya menghubungi Netanyahu, bicarakan Palestina hingga ancaman Iran
ILUSTRASI. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersama dengan Wakil Presiden AS saat itu Joe Biden setelah Biden menandatangani buku tamu di kediaman perdana menteri di Yerusalem pada Maret 2010.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) akhirnya berkesempatan untuk menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui telepon pada hari Rabu (17/2). Diskusi ini akhirnya terlaksana setelah penundaan yang cukup lama.

Israel sebagai sekutu dekat AS justru mendapat giliran telepon yang agak terlambat jika dibanding negara lain seperti Jepang bahkan China. Spekulasi yang berkembang mengatakan bahwa Biden kurang menyukai hubungan dekat Netanyahu dengan mantan Presiden Donald Trump.

Berbeda dengan Biden, Trump langsung menghubungi Netanyahu dua hari setelah dilantik sebagai Presiden AS pada tahun 2017 lalu.

Penundaan obrolan dengan Netanyahu juga dianggap oleh para analis sebagai tanda bahwa Biden tidak ingin terlihat mendukung Netanyahu menjelang pemilihan umum Israel pada 23 Maret.

Meskipun demikian, Netanyahu adalah pemimpin Timur Tengah pertama yang dihubungi Biden. Banyak yang menganggap bahwa ini merupakan sinyal positif untuk hubungan kedua negara.

Baca Juga: Iran: Kami hanya ingin aksi Amerika soal kesepakatan nuklir, bukan kata-kata

Dilansir dari Reuters, Biden dan Netanyahu berbicara selama sekitar satu jam tentang berbagai masalah termasuk ancaman dari Iran serta perkembangan hubungan Israel dengan negara-negara Arab.

"Itu percakapan yang bagus," ungkap Biden kepada wartawan di Oval Office.

Lebih lanjut, Gedung Putih juga mengatakan bahwa mereka turut membahas upaya untuk melanjutkan konsultasi lebih dalam terkait tentang Iran dan nuklirnya.

Ada perbedaan pandangan terkait Iran dan Palestina

Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa dia bermaksud memperkuat kerja sama pertahanan dengan Israel. Secara khusus, ia menggarisbawahi pentingnya bekerja menuju perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Juga: Biden: China akan sulit menjadi pemimpin dunia jika masih terlibat pelanggaran HAM

Dari Israel, kantor pemerintahan Netanyahu mengatakan dalam pernyataannya bahwa kedua pemimpin negara saling mengingatkan hubungan pribadi mereka yang sudah terlajin cukup lama.

Terkait Palestina dan Iran, Netanyahu mengakui adanya perbedaan pandangan dengan Biden. Meskipun demikian, ia berupaya untuk tetap menjalin kerja sama yang lebih kuat dengan AS.

Netanyahu cukup khawatir dengan keinginan Biden untuk membawa kembali AS ke dalam kesepakatan nuklir Iran. Biden juga menentang pembangunan permukiman Israel di tanah yang diduduki di mana Palestina mencari status kenegaraan.

Sejak menjabat pada 20 Januari lalu, Biden telah menghubungi belasan pemimpin dunia melalui sambungan telepon. Berbagai isu telah menjadi topik perbincangan tetap, terutama terkait keamanan kawasan dan penanganan pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Hubungan Amerika Serikat dan Israel kabarnya memanas, ini penyebabnya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×