kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis penerbangan anjlok, Malaysia Air dan AirAsia berpeluang merger


Rabu, 22 April 2020 / 18:19 WIB
Bisnis penerbangan anjlok, Malaysia Air dan AirAsia berpeluang merger
ILUSTRASI. Pesawat milik maskapai penerbangan Malaysia Airlines sesaat sebelum mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (26/5/2013). Untuk menjadikan Soekarno-Hatta sebagai bandara kelas dunia PT Angkasa Pura (AP) II akan membangun fasilitas baru yaitu sta


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah Malaysia berencana menggabungkan maskapai pelat merah miliknya, Malaysia Airlines Berhad, dengan AirAsia Group Berhad, untuk menyelamatkan kedua maskapai tersebut dari krisis virus corona yang menghantam industri penerbangan.

Dilansir dari Reuters, Menteri Perdagangan dan Industri Malaysia, Mohamed Azmin Ali, menyatakan bahkan sebelum terjadi pandemi corona di dunia, industri penerbangan Malaysia sudah penuh dengan tantangan. Sehingga wacana untuk mencari mitra bagi Malaysia Airlines sudah muncul sejak tahun lalu.

Baca Juga: AirAsia siap terbang dengan rute domestik, mulai kapan?

“Bahkan sebelum pandemi corona ini terjadi. Diskusi akan berlanjut, kami harus mencari jalan terbaik untuk menyelamatkan dua maskapai itu. Kondisinya saat ini sangat buruk karena pesawat tidak terbang,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Jumat (17/4).

Azmin menambahkan bahwa jalan keluar untuk menyelamatkan industri penerbangan Malaysia, dan kedua maskapai tersebut tidak akan mudah. “Sekarang kondisinya menjadi lebih rumit karena pandemi ini. Kami akan melihat semua opsi yang ada,” ujar dia.

Terkait dengan kemitraan, dia mengungkapkan bahwa sebenarnya pemerintah Malaysia sebelumnya sudah mendapatkan proposal kemitraan dari maskapai internasional untuk Malaysia Airlines, meski tidak menyebutkan secara spesifik nama maskapainya.

Pemerintah Malaysia memang sejak lama telah mencari mitra bagi Malaysia Airlines yang sulit bangkit dari dua tragedi besar pada 2014.

Tragedi yang pertama yaitu misteri hilangnya pesawat MH370 di Samudera India pada 8 Maret 2014. Pesawat tersebut membawa 227 penumpang dan 12 awak.

Baca Juga: Asosiasi maskapai penerbangan di Filipina meminta bantuan pemerintah akibat corona

Tragedi berikutnya yaitu penembakan pesawat dengan nomor penerbangan MH17 di Ukraina Timur, hanya empat bulan berselang dari tragedi MH370, yakni pada 17 Juli 2014. Tragedi ini menewaskan seluruh 283 penumpang dan 15 awak pesawat.

Sumber Reuters menyebutkan bahwa AirAsia dan Japan Airlines Co. Ltd. telah menunjukkan minat untuk membeli saham Malaysia Airlines.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×