Reporter: Yoliawan H | Editor: Tri Adi
Puncaknya di tahun 2017, beberapa reseller Kaspersky Lab di AS menarik produk Kaspersky Lab di pasaran. Bahkan pihak Department Homeland Security Amerika Serikat melarang secara permanen bagi warganya menggunakan produk dari Kaspersky Lab.
Merespons semua tuduhan negatif tersebut, Kaspersky Lab meluncurkan program Global Transparency Initiative sebagai langkah untuk memastikan kepada pelanggan mereka bahwa pihak Kaspersky Lab tidak melakukan pencurian data apapun termasuk tuduhan spionase terkait kerahasiaan negara ataupun pelanggan mereka.
Namun berita yang terus menyebar membuat pasar Eropa pun mulai terkena dampak isu ini. Inggris pada November 2017 mencurigai tindakan Kaspersky Lab saat melakukan program bagi-bagi perangkat lunak gratis bagi 2 juta pelanggan di Inggris. Di Desember 201,7 Inggris juga melarang semua produk Kaspersky Lab digunakan pada instansi siber pemerintah.
Kejadian ini sempat membuat kinerja Kapersky Lab menurun. Melansir dari Reuters, pada tahun 2017 target pendapatan Kaspersky Lab sebesar US$ 700 juta meleset. Perusahaan ini hanya mencetak pendapatan sekitar US$ 698 juta.
Pangsa pasar mereka di Amerika Utara juga turun 8% dan pangsa pasar Eropa juga turun 2%. Namun Kaspersky Lab tetap optimistis memasuki tahun 2018 ini. Mereka yakin isu ini akan mereda. Kerjasama dengan vendor dan reseller akan terus digalakkan.
Kaspersky juga sampai memindahkan infrastruktur pusat data mereka dari Rusia ke Swiss untuk mendapatkan kepercayaan kembali. Dia juga akan terus mengembangkan produk dan layanan untuk kembali bangkit.
(Selesai)