Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Tel Aviv. Israel tampaknya berhasil membohongi Amerika Serikat dan (AS) dan Uni Emirat Arab (UEA). Israel masih berambisi mengambil wilayah Tepi Barat dari Palestina.
Sebelumnya, dengan perantara Amerika Serikat, Israel dan UEA mencapai kesepakatan untuk normalisasi hubungan kedua negara. Salah satu syarat kesepakatan itu adalah Israel menghentikan rencana aneksasi Tepi Barat.
Israel dan UEA sepakat pada Kamis kemarin (13/8/2020) untuk menormalisasi hubungan diplomatik yang diperantarai oleh Amerika Serikat (AS), dengan Tel Aviv berjanji akan menghentikan aneksasi alias pencaplokan atas Palestina.
Baca juga: Daftar lelang rumah di Jakarta harga penawaran Rp 700-an juta, ada 4 pilihan
Israel dan UEA sepakat pada Kamis kemarin (13/8/2020) untuk menormalisasi hubungan diplomatik yang diperantarai oleh Amerika Serikat (AS), dengan Tel Aviv berjanji akan menghentikan aneksasi alias pencaplokan atas Palestina. Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh 3 negara itu, dikatakan bahwa "Israel akan menangguhkan deklarasi kedaulatan" atas wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan tidak ada perubahan rencana tentang aneksasi Tepi Barat meski ada kesepakatan dengan Uni Emirat Arab. Melansir Aljazeera, Netanyahu mengatakan dirinya setuju untuk 'menunda' aneksasi wilayah Tepi Barat yang diduduki, sebagai bagian dari kesepakatan normalisasi dengan Uni Emirat Arab namun rencana itu tidak dihapus.
Dalam pidato televisi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan tersebut, Netanyahu mengatakan dia hanya setuju untuk "menunda" aneksasi, dan bahwa dia tidak akan pernah "menyerahkan hak kami atas tanah kami".
"Tidak ada perubahan pada rencana saya untuk memperpanjang kedaulatan, kedaulatan kami di Yudea dan Samaria, dalam koordinasi penuh dengan Amerika Serikat," kata Netanyahu di Yerusalem, menggunakan nama alkitab untuk Tepi Barat yang diduduki.
Sementara itu, sebuah tweet dari pemimpin UEA menunjukkan bahwa negara Teluk itu memandang rencana aneksasi Israel sebagai suatu yang tidak akan dilakukan. "Sebuah kesepakatan dicapai untuk menghentikan aneksasi Israel lebih lanjut atas wilayah Palestina," tulis Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan di Twitter.
Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan dalam jumpa pers bahwa "sebagian besar negara akan melihat ini sebagai langkah berani untuk mengamankan solusi dua negara, memberikan waktu untuk negosiasi".
Namun, pihak Israel mengklaim teritorial Tepi Barat yang diduduki merupakan bagian dari tanah air bersejarah bagi orang-orang Yahudi. Sebagaimana diuraikan dalam proposal Timur Tengah rancangan Trump yang kontroversial pada Januari lalu, Israel berencana untuk mencaplok sekitar 30 persen wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Proposal Trump telah memicu kemarahan global dan ancaman pembalasan terhadap Israel, termasuk dari Uni Eropa.