Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
TOKYO. Jepang memberikan kejutan di akhir pekan ini. Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda mengumumkan akan memperbesar basis stimulus moneter di Negeri Matahari Terbit ini.
Kuroda bersama dengan empat dari delapan deputi gubernurnya, memutuskan untuk memperbesar monetary base tahunannya menjadi ¥ 80 triliun (US$ 724 miliar), naik dari sebelumnya ¥ 60 - ¥ 70 triliun.
Langkah BOJ sudah dinanti-nantikan pasar untuk mengejar target inflasi 2%. Apalagi setelah pemerintah menaikkan pajak April lalu dan melemahkan daya beli masyarakat. "BOJ akan melanjutkan pelonggaran moneter yang dibutuhkan untuk mencapai inflasi stabil 2%," tulis BOJ.
Bursa Jepang, Nikkei 225 Stock Average melompat ke level tertinggi sejak tahun 2007 merespons kabar ini. Yen juga melemah 1,7% ke level 111,05 per dollar Amerika Serikat pada pukul 15:46 waktu Tokyo.
"Ini waktu yang tepat untuk BOJ," kata Takeshi Minami, Chief Economist di Norinchukin Research Institute. Apalagi, bank sentral AS Federal Reserve baru saja menghentikan program stimulus.
Pemerintah Jepang hari ini mengumumkan consumer price index (CPI) September mencapai 3% dari setahun sebelumnya. Meski naik, inflasi melambat karena penurunan harga minyak dunia.
BOJ hari ini juga memangkas proyeksi pencapaian inflasi (di luar makanan pokok) menjadi 1,7% di akhir tahun fiskalnya Maret 2016. Sebelumnya, BOJ memproyeksikan pertumbuhan 1,9%. Sedangkan untuk tahun 2016, inflasi diperkirakan sebesar 2,1%.