Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bilang para dokter yang merawatnya karena virus corona sempat menyiapkan pengumuman kematiannya setelah ia dibawa ke perawatan intensif.
"Itu adalah masa yang sulit, saya tidak akan menyangkalnya. Mereka memiliki strategi untuk menghadapi skenario 'kematian Stalin'," katanya seperti dikutip oleh surat kabar The Sun.
Baca Juga: Pamer di Instagram, ini nama putra perdana menteri Inggris Boris Johnson
"Aku tidak dalam kondisi yang sangat baik dan aku sadar ada rencana darurat. Para dokter memiliki segala macam pengaturan untuk apa yang harus dilakukan jika ada yang salah," katanya.
Johnson, pertama kali mengumumkan bahwa ia telah terinfeksi COVID-19 pada tanggal 27 Maret tetapi menyatakan bahwa ia hanya memiliki gejala ringan. Namun dia gagal menaklukkan penyakit tersebut setelah seminggu mengisolasi diri.
Dia dibawa ke rumah sakit sebagai tindakan pencegahan pada 5 April untuk tes lebih lanjut tetapi dalam waktu 24 jam harus dipindahkan ke perawatan intensif.
Pemimpin partai Konservatif ini menghabiskan tiga hari menerima dukungan oksigen, dan mengakui April bahwa pertarungannya dengan virus corona bisa berjalan baik.
Baca Juga: Ada 657 tambahan kasus corona di Singapura, infeksi di kalangan migran masih tinggi
Tetapi meski menghadapi masa sulit, Johnson menegaskan bahwa dirinya yakin tak akan mati karena penyakit tersebut.
Johnson, yang kembali bekerja pada Senin lalu dan menjadi seorang ayah lagi ketika tunangannya Carrie Symonds melahirkan pada hari Rabu, mengatakan ia diberi berliter-liter oksigen di rumah sakit.
Dia mengatakan dia merasa frustrasi dia tidak menjadi lebih baik. Terlebih ketika dokter mempertimbangkan apakah dia akan diintubasi dan meletakkannya di ventilator.
Baca Juga: Pembatasan diperlonggar, sektor manufaktur Singapura bersiap untuk beroperasi kembali
Sebagai rasa terima kasih kepada dokter yang merawatnya, Johnson menamai anaknya Wilfred Lawrie Nicholas Johnson. Terilhami dari dua dokter yang memimpin perawatannya yakni dokter Nick Price dan Nick Hart.
Keduanya adalah pakar dalam penyakit menular dan ventilasi.