Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Brasil telah mencatat lonjakan kasus tertinggi terkait COVID-19 dalam 24 jam terakhir, yakni 26.417 kasus. Laporan jumlah kasus baru ini menjadikan Brasil sebagai negara dengan kasus COVID-19 tertinggi kedua setelah Amerika Serikat (AS).
Kementerian Kesehatan Brasil juga mencatat 1.156 kematian baru dalam periode waktu yang sama, sehingga jumlah total kematian menjadi 26.754 dan jumlah total kasus menjadi 438.238.
Ratusan orang terdampar di bandara terbesar Brasil
Sementara itu, Stefany Carvallido dan putrinya yang berusia 2 tahun dan sekitar 200 warga Kolombia lainnya telah terjebak selama berhari-hari di bandara internasional paling sibuk di Brasil, Bandara Internasional Guarulhos. Para penumpang ini tengah berupaya kembali ke negara asal mereka.
Sebagian besar negara yang sebelumnya memberlakukan lockdown, kini perlahan telah melonggarkan aturan tersebut. Namun Amerika Latin masih sangat terisolasi karena aturan pembatasan perjalanan di seluruh wilayah.
Kolombia misalnya, telah menangguhkan semua penerbangan internasional hingga setidaknya 31 Agustus mendatang. Kolombia juga menangguhkan penyeberangan perbatasan melalui jalur laut dan darat, termasuk negara tetangga Brasil.
Carvallido mengatakan dia dan putrinya Maria Jose telah menghabiskan hampir dua minggu di bandara yang terletak di pinggiran Sao Paulo, kota dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak di Brasil sejauh ini.
Pekan lalu, terjadi lonjakan jumlah penumpang ketika para pelancong berharap untuk bisa melakukan penerbangan dan tidak terjerat oleh larangan baru Amerika Serikat terhadap orang asing yang datang dari Brasil.
"Dalam situasi ini, kita ingin bersama keluarga kita dan putriku juga menginginkannya ... Itu sangat, sangat sulit," kata Carvallido sambal menangis.
Carvallido (24) dan lainnya sedang menyantap makanan dari kotak makan siang dan sumbangan, yang dibuat di dapur darurat yang didirikan di luar bandara. Mereka juga mandi di kamar mandi bandara menggunakan selang kecil.
Mereka meminta diberangkatkan menggunakan penerbangan misi kemanusiaan. Namun Kementerian Luar Negeri Kolombia mengatakan pada Kamis (28/05) tidak ada penerbangan baru dari Brasil yang dijadwalkan sampai minggu depan. Sejak akhir April, ada tiga penerbangan misi kemanusiaan yang membawa total 346 orang kembali ke Kolombia.
Meskipun disebut “penerbangan kemanusiaan”, penumpang asal Kolombia tetap harus membayar US $ 350 atau sekitar Rp 5 juta per penumpang untuk ikut penerbangan. Carvallido dan banyak penumpang lainnya di bandara mengaku tidak memiliki uang itu. Seruan mereka untuk mendapatkan penerbangan pulang secara gratis sejauh ini tidak membawa hasil.
"Berdasarkan peraturan saat ini, permintaan ini tidak mungkin," ujar konsulat Kolombia di Sao Paulo, melalui sebuah pernyataan.
Kematian perawat di Brasil tertinggi
Dewan Perawat Internasional (ICN) mengatakan bahwa Brasil telah mencatat jumlah kematianperawat tertinggi akibat COVID-19, dari pada negara lain di dunia.
Dalam pernyataannya kepada kantor berita AP, ICN tidak memberikan data pasti. Namun Direktur Komunikasi ICN, Richard Elliot, mengatakan mereka sedang memperbarui data dan akan segera merilis pernyataan baru mengenai situasi pandemi global pada awal pekan depan.
Menurut Dewan Perawat Federal Brasil (COFEN), Brasil telah mencatat sedikitnya 157 kematian perawat, teknisi perawat, dan asisten perawat akibat COVID-19.
COFEN memperingatkan skalanya yang terus meningkat dan mengatakan jumlah perawat meninggal akibat COVID-19 terus bertambah. Beberapa penyebabnya karena minimya pasokan alat perlindungan diri (APD) dan tingginya penyebaran virus di masyarakat.