kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,43   -6,11   -0.67%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Brasil-China Capai Kesepakatan Mata Uang, Posisi Dolar AS Kian Goyah?


Jumat, 31 Maret 2023 / 07:17 WIB
Brasil-China Capai Kesepakatan Mata Uang, Posisi Dolar AS Kian Goyah?
ILUSTRASI. Brasil dan China dilaporkan telah mencapai kesepakatan mata uang mereka sendiri dalam transaksi perdagangan demi menyingkirkan dolar AS. REUTERS/Jason Lee/Illustration


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Brasil dan China dilaporkan telah mencapai kesepakatan mata uang mereka sendiri dalam transaksi perdagangan demi menyingkirkan dolar AS.

Mengutip Fox News, kesepakatan tersebut, yang diumumkan Rabu (29/3/2023), akan memungkinkan China dan Brasil untuk melakukan transaksi perdagangan dan keuangan secara langsung. Yakni dengan menukar yuan dengan real – atau sebaliknya – daripada terlebih dahulu mengonversi mata uang mereka ke dolar AS.

Badan Promosi Perdagangan dan Investasi Brasil (ApexBrasil) mengatakan pengaturan baru ini diharapkan dapat "mengurangi biaya" dan "mempromosikan perdagangan bilateral yang lebih besar dan memfasilitasi investasi."

Berdasarkan data terbaru, China adalah mitra dagang terbesar Brasil. Terhitung lebih dari seperlima dari semua impor Brasil. Baru kemudian diikuti oleh Amerika Serikat. China juga merupakan pasar ekspor terbesar Brasil, menyumbang lebih dari sepertiga dari seluruh ekspor.

China mengambil alih Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama Brasil pada tahun 2009. Saat ini, Brasil adalah penerima terbesar investasi China di Amerika Latin, didorong oleh pengeluaran untuk jalur transmisi listrik tegangan tinggi dan ekstraksi minyak.

Baca Juga: Harga Emas Terangkat Pelemahan Dolar AS, Menuju Kenaikan 8,35% Sepanjang Maret 2023

Pejabat dari kedua negara mencapai kesepakatan awal untuk mengesampingkan dolar AS pada Januari dan kesepakatan itu diumumkan setelah bisnis tingkat tinggi China-Brasil terbentuk di Beijing.

Presiden Brasil Luiz da Silva, yang dilantik pada Januari, telah bergerak untuk memperkuat hubungan dengan Beijing setelah periode hubungan yang sulit di bawah pendahulunya, Jair Bolsonaro, yang menggunakan retorika anti-China pada jalur kampanye dan saat menjabat.

Presiden sayap kiri Brasil itu dijadwalkan mengunjungi Beijing akhir pekan lalu karena harus membatalkan perjalanannya setelah terjangkit pneumonia. Delegasi yang terdiri dari menteri, senator, anggota parlemen, dan ratusan pengusaha – termasuk lebih dari 100 orang dari sektor pertanian – telah ditetapkan untuk menemani Lula selama kunjungan kenegaraan pertamanya sejak menjabat.

Baca Juga: Rupiah Diperkirakan Lanjut Menguat pada Perdagangan Jumat (31/3)

China dorong penggunaan yuan

Sebelumnya diberitakan, dalam pertemuannya dengan para pemimpin Arab pada awal Desember lalu, Presiden China Xi Jinping mendorong penyelesaian perdagangan energi dalam yuan China.  

Ini merupakan sebuah langkah yang dapat melemahkan dominasi global dolar AS dalam jangka panjang.  

Mengutip Business Insider, menurut pernyataan dari kementerian luar negeri China, Xi mengatakan China akan terus mengimpor minyak dan gas dalam jumlah besar dari negara-negara Teluk dan melakukan penyelesaiannya dalam yuan China, atau RMB. 

Seperti yang diketahui, sebagian besar perdagangan dunia saat ini menggunakan mata uang dolar AS. Namun, sayangnya, Xi tidak menjelaskan lebih jauh atau menentukan kapan perubahan itu akan berlaku. 

Tidak jelas apakah ada negara Teluk yang menerima proposal tersebut.  

Akan tetapi, Arab Saudi —pengekspor minyak utama dunia— telah melakukan pembicaraan untuk menggunakan yuan dalam menyelesaikan penjualan energinya ke konsumen utama China.  

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Lanjut Menguat pada Kamis (30/3), Mendekati Rp 15.000

Langkah seperti itu akan merusak peran dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia, memacu "de-dolarisasi."  

"Orang Saudi memiliki banyak hal untuk dibeli dari China dan China memiliki banyak hal untuk dibeli dari Arab Saudi. Mengapa mereka harus bertransaksi dalam mata uang pihak ketiga dan menanggung semua biaya nilai tukar ini?" jelas Gal Luft, seorang direktur di lembaga think tank Institute for the Analysis of Global Security, mengatakan kepada CNBC pada hari Jumat.   

China sudah menggunakan yuan untuk membeli energi Rusia. 

China memang memiliki ambisi untuk menjadikan yuan sebagai mata uang cadangan paling dominan di dunia, tetapi jalannya masih panjang, terutama karena Beijing masih mengelola nilai tukarnya dengan ketat.  

Selain itu, yuan juga tidak sepenuhnya dapat dikonversi ke mata uang lain di pasar global saat ini.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×