Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
BRASILIA. Perhelatan Piala Dunia 2014 yang diprediksi akan mempercepat perputaran uang di Brasil tampaknya malah menyeret ekonomi Negeri Samba ini. Brasil masuk resesi untuk pertama kali dalam lima tahun terakhir
Produk domestik bruto (PDB) Brasil berkontraksi 0,6% pada kuartal kedua yang berakhir Juni. Kontraksi ini menyusul kontraksi pada kuartal pertama sebesar 0,2%. Kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut ini secara teknis menjadikan Brasil resesi.
Neil Shearing, Chief Emerging Markets Economist Capital Economics menggunting prediksi pertumbuhan ekonomi Brasil tahun ini dari 1,5% menjadi 0,2% setelah laporan PDB itu. Sedangkan, Jose Francisco de Lima Goncalves, Kepala Ekonom Banco Fator SA mengatakan, pertumbuhan ekonomi Brasil tidak akan lebih dari 1% tahun depan.
Selain perlu waktu lama untuk pemulihan ekonomi, Brasil menghadapi masalah-masalah lain. Tingkat investasi di Brasil turun 5,3% pada kuartal kedua dibandingkan dengan kuartal pertama.
Penurunan investasi turut menyeret angka PDB Brasil. Sedangkan, belanja rumah tangga hanya naik 0,3%. "Campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam perekonomian menciptakan lingkungan yang buruk untuk bisnis," kata Mauro Rochlin, Profesor Ekonomi Getulio Vargas Foundation, sekolah bisnis dan lembaga riset Brasil kepada Bloomberg.
Menteri Keuangan Brasil Guido Mantega mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan ada di bawah target pemerintah 1,8%. Dia menambahkan, Brasil juga akan kesulitan mencapai target surplus anggaran 1,9% dari PDB.
Mantega optimistis, pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mencapai 3% setelah pemerintah mengetatkan anggaran dan bank sentral melonggarkan kebijakan moneter ketat yang dilakukan untuk menurunkan inflasi.
Shearing menambahkan, angka pertumbuhan ekonomi yang minus ini akan menekan bank sentral untuk melonggarkan kebijakan. Juli lalu, bank sentral menahan suku bunga di level 11% dalam dua pertemuan setelah menaikkan suku bunga acuan total 375 basis poin sejak awal tahun.
Suku bunga acuan ini merupakan level tertinggi di Group of 20. Bank Sentral Brasil memberi sinyal untuk menahan suku bunga karena inflasi di atas kisaran target meski permintaan berkurang.
Resesi ini juga akan memberatkan Presiden Dilma Rousseff yang akan mencalonkan diri kembali sebagai presiden pada pemilu Oktober mendatang. "Data terbaru ini merupakan hal terburuk bagi Dilma," kata Shearing.
Penantang utama Rousseff adalah Marina Silva, mantan Menteri Lingkungan. Saat ini, survei menunjukkan bahwa Silva mempimpin polling. Polling Ibope menunjukkan, Silva akan mendapat 45% suara pada pemilu 26 Oktober. Rousseff akan mengumpulkan 36% suara.
Sedangkan, menurut survei MDA, Silva akan meraup 43,7% suara pada pemilu putaran kedua. Angka tersebut selisih 5,9% lebih tinggi ketimbang Rousseff.