Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BRASILIA. Pada Senin (6/3/2023), Menteri Kehakiman Brasil Flavio Dino memerintahkan pihak kepolisian untuk menyelidiki dugaan upaya membawa perhiasan yang tidak diumumkan, hadiah dari Arab Saudi senilai US$ 3,2 juta atau setara dengan Rp 46,2 miliar, oleh mantan Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro.
Melansir Reuters, perhiasan yang terdiri dari kalung berlian, cincin, jam tangan, dan anting-anting yang diberikan kepada Bolsonaro dan mantan ibu negara Michelle Bolsonaro oleh pemerintah Saudi disita oleh petugas bea cukai di bandara internasional Sao Paulo pada Oktober 2021.
Perhiasan mewah, yang dibuat oleh Chopard dari Swiss, ditemukan di tas punggung seorang pembantu pemerintah yang telah melakukan perjalanan ke Riyadh bersama Menteri Energi Laksamana Bento Albuquerque.
Kedutaan Saudi tidak membalas permintaan komentar pada saat itu.
Bolsonaro, yang berangkat ke Amerika Serikat dua hari sebelum masa jabatannya berakhir pada Desember dan tidak mengakui kekalahan dalam pemil terakhir, telah membantah melakukan tindakan ilegal. Akan tetapi, penggantinya yang beraliran kiri, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menyerukan penyelidikan. Sedangkan seorang menteri kabinet menyebutnya sebagai aksi "penyelundupan".
Baca Juga: Kepolisian Tangkap 400 Orang Akibat Kerusuhan yang Melanda Brasil
Investigasi dapat menambah tanggung jawab hukum yang dihadapi Bolsonaro jika dia kembali ke Brasil, mulai dari penyelidikan atas penghasutan aksi unjuk rasa oleh para pendukungnya setelah dia meninggalkan jabatan, hingga kritik terhadap sistem pemungutan suara elektronik Brasil.
Informasi saja, warga Brasil diizinkan membawa barang atau hadiah senilai US$ 1.000 dan membayar pajak yang besar untuk apa pun yang melebihi nilai tersebut.
Kritikus Bolsonaro mengatakan hadiah untuk presiden adalah milik negara dan harus masuk ke koleksi presiden. Tidak jelas apa maksud Bolsonaros dalam kasus ini.
Dino memerintahkan polisi federal untuk menyelidiki laporan media bahwa itu adalah upaya "memasukkan permata yang akan dikirimkan ke mantan presiden tanpa mematuhi prosedur hukum" dan dapat dianggap sebagai kejahatan berdasarkan hukum pidana.
Baca Juga: Kalahkan Bolsonaro, Luiz Inacio Lula Kembali Jadi Presiden Brasil
Surat kabar Folha de S.Paulo melaporkan pada hari Minggu, bahwa ada paket kedua barang-barang Chopard yang diberikan oleh pemerintah Saudi, termasuk pulpen, kancing manset, cincin dan rosario, yang berada di bagasi anggota delegasi Albuquerque lainnya, namun tidak ditemukan oleh petugas bea cukai.
Badan Pendapatan Federal Brasil juga mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya akan menyelidiki apakah undang-undang bea cukai dipatuhi terkait masuknya paket perhiasan kedua ke negara tersebut. Dikatakan hadiah kepada presiden dan istrinya harus menjadi aset negara.
Dalam satu-satunya komentar publiknya tentang perhiasan itu, Bolsonaro mengatakan dia "disalibkan" untuk hadiah yang tidak pernah dia minta dan tidak pernah dia terima.