Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Kami sangat menyesali kesalahan yang timbul dari aktivitas bisnis historis yang menyebabkan penyelesaian ini, dan mengakui bahwa kami gagal mencapai standar tertinggi yang diharapkan dari kami," kata CEO perusahaan Jack Bowles dalam sebuah pernyataan.
Dalam pengajuan pengadilan, Departemen Kehakiman mengatakan perusahaan itu juga bersekongkol untuk menipu lembaga keuangan agar mereka memproses transaksi atas nama entitas Korea Utara.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikenal sebagai perokok berat. Dalam foto-foto yang ditampilkan di media pemerintah setempat, dia sering terlihat dengan sebatang rokok di tangannya.
Dorongan AS untuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melarang ekspor tembakau dan tembakau manufaktur ke Korea Utara diveto oleh Rusia dan China pada Mei tahun lalu.
Selain penyelesaian dengan British American Tobacco, Departemen Kehakiman pada hari Selasa juga mengungkapkan tuntutan pidana terhadap bankir Korea Utara Sim Hyon-Sop, 39 tahun, fasilitator China Qin Guoming, 60 tahun, dan Han Linlin, 41 tahun, sebagai bagian dari multi skema tahun untuk memfasilitasi penjualan tembakau ke Korea Utara.
Dari 2009 hingga 2019, Departemen Kehakiman mengatakan mereka membeli daun tembakau untuk produsen rokok milik negara Korea Utara dan memalsukan dokumen untuk mengelabui bank-bank AS agar memproses setidaknya 310 transaksi senilai US$ 74 juta.
Baca Juga: Kim Jong Un Titahkan Peluncuran Satelit Mata-Mata Pertama Sesuai Rencana
Pemerintah mengatakan pabrikan Korea Utara, termasuk yang dimiliki oleh militer Korea Utara, mampu meraup pendapatan sekitar US$ 700 juta berkat transaksi gelap tersebut.
Hingga kini, ketiga terdakwa masih buron.
Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah US$ 5 juta untuk Sim, dan hadiah masing-masing sebesar US$ 500.000 Qin dan Han, untuk informasi yang mengarah pada penangkapan mereka.
Pada hari Senin, Departemen Keuangan juga menjatuhkan sanksi pada Sim, sebuah langkah yang menghentikannya mengakses sistem perbankan AS.