Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan
Penjualan tersebut tidak memerlukan persetujuan Kongres AS, tetapi anggota parlemen bisa memblokir kesepakatan dengan meloloskan RUU penolakan di Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Penjualan rudal tersebut mengikuti persetujuan AS atas kesepakatan pemeliharaan helikopter senilai US$ 500 juta untuk Arab Saudi pada September lalu.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, penjualan rudal udara-ke-udara “sepenuhnya konsisten dengan janji Pemerintah AS untuk memimpin dengan diplomasi guna mengakhiri konflik di Yaman sambil juga memastikan Arab Saudi memiliki sarana untuk mempertahankan diri dari serangan udara Houthi yang didukung Iran”.
Intervensi Arab Saudi di Yaman dimulai pada 2015, ketika kerajaan dan koalisi sekutu regionalnya memulai kampanye pengeboman terhadap pemberontak Houthi di negara itu, yang telah mengambil alih ibu kota Sanaa dan sebagian besar Yaman.
Arab Saudi menganggap Houthi sebagai proksi Iran, tuduhan yang ditolak oleh gerakan itu dan Teheran.
Perang telah memicu krisis kemanusiaan besar-besaran dan PBB mengungkapkan pada tahun lalu, sekitar 233.000 orang telah tewas akibat konflik di Yaman tersebut.