kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.897.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.290   90,00   0,56%
  • IDX 7.863   -35,43   -0,45%
  • KOMPAS100 1.108   -2,58   -0,23%
  • LQ45 815   -5,83   -0,71%
  • ISSI 266   0,14   0,05%
  • IDX30 422   -2,47   -0,58%
  • IDXHIDIV20 487   -0,56   -0,11%
  • IDX80 123   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 129   2,56   2,02%
  • IDXQ30 136   -0,45   -0,33%

Budidaya Udang India Tersandung Tarif Trump, Petambak Gigit Jari


Selasa, 19 Agustus 2025 / 22:06 WIB
Budidaya Udang India Tersandung Tarif Trump, Petambak Gigit Jari
ILUSTRASI. Industri budidaya udang di India menghadapi tekanan besar setelah ancaman tarif dari Presiden Donald Trump. dok/Betony


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri budidaya udang di India menghadapi tekanan besar setelah ancaman tarif dari Presiden Donald Trump, memaksa banyak petambak untuk mempertimbangkan cara lain untuk mendapatkan penghasilan.

Di pesisir selatan India, V. Srinivas telah sukses selama dua dekade membudidayakan udang, menjadikan India sebagai pemasok utama ke Amerika Serikat. Andhra Pradesh sendiri menjadi provinsi dengan ekspor udang terbesar ke AS, dengan petambak menginvestasikan jutaan rupee (ratusan ribu dolar AS) untuk membudidayakan udang berkualitas tinggi di kolam air asin.

Namun, dengan tarif 25% yang telah diterapkan dan tambahan 25% mulai 27 Agustus sebagai sanksi atas pembelian minyak Rusia oleh India, harga yang ditawarkan eksportir kepada petambak telah turun hampir 20%, sehingga sebagian besar keuntungan hilang.

Baca Juga: Diskon Berkurang, India Kurangi Pembelian Minyak dari Rusia di Bulan Juli

"Saya sedang mempertimbangkan apakah harus beralih ke budidaya ikan," ujar Srinivas, 46 tahun, yang telah menggadaikan properti keluarga dan memiliki pinjaman senilai $45.800. "Harga-harga ini tidak memungkinkan saya mendapat keuntungan, dan saya tidak bisa membayar pinjaman."

Pasar Amerika Serikat Masih Dominan

Amerika Serikat tetap menjadi pasar terbesar bagi eksportir udang India, termasuk supermarket seperti Walmart dan Kroger. Tahun lalu, ekspor seafood India mencapai $7,4 miliar, dengan udang menyumbang 40%.

Namun, tarif AS menempatkan India pada posisi yang kurang kompetitif dibandingkan pesaing utamanya, Ekuador, yang menghadapi tarif hanya 15%. Di Andhra Pradesh sendiri, terdapat sekitar 300.000 petambak udang, yang menjual ke puluhan eksportir yang memasok pasar AS.

Dampak pada Petambak dan Strategi Diversifikasi

Menurut Pawan Kumar, kepala Seafood Exporters Association of India, pesanan dari klien AS beberapa minggu terakhir terhenti karena pembeli enggan menanggung tarif, dan eksportir pun harus menurunkan harga yang dibayarkan ke petambak.

Meski India menjual udang ke negara lain seperti China, Jepang, dan Inggris, diversifikasi pasar tidak bisa terjadi dalam semalam.

Enam dari 12 petambak yang diwawancarai Reuters di Andhra Pradesh mempertimbangkan untuk menunda budidaya udang dan beralih ke budidaya ikan, penjualan sayuran, atau usaha lokal lain, sementara enam lainnya memilih menunggu. Setiap siklus budidaya udang membutuhkan dua bulan atau lebih.

Baca Juga: India Perlu Tumbuh 8% per Tahun di Tengah Ketidakpastian Geopolitik

petambak  menghadapi biaya tinggi untuk listrik, bahan baku, pakan, dan sewa lahan, sementara harga jual menurun. "Keuntungan kami biasanya hanya 20–25% di hari baik, dan jika itu hilang, apa lagi yang tersisa?" ujar Gopinath Duggineni, ketua serikat lokal di Kota Ongole. Para petambak  berencana meminta dukungan finansial dari pemerintah provinsi.

Peluang bagi Pesaing Ekuador

Sementara itu, Ekuador mengamati ketat situasi tarif India untuk mengambil peluang pasar. Namun, produsen Ekuador bersikap hati-hati dalam investasi baru karena ketidakpastian apakah India dan AS akan mencapai kesepakatan tarif.

"Ekspor India sangat terkonsentrasi di AS, sama seperti China bagi kami. Jadi, jika India mundur, itu peluang bagi kami untuk mengisi pasar," kata Jose Antonio Camposano, Presiden National Chamber of Aquaculture of Ecuador.

Selanjutnya: Perkuat Arah Bisnis Berkelanjutan di Indonesia, Panasonic Gobel Gandeng Rekosistem

Menarik Dibaca: 6 Makanan yang Harus Dihindari Pemilik Kulit Berminyak, Bikin Jerawatan!




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×