kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Bumi tak lagi terlihat berkilau dari luar angkasa, akibat perubahan iklim?


Senin, 01 November 2021 / 12:38 WIB
Bumi tak lagi terlihat berkilau dari luar angkasa, akibat perubahan iklim?
ILUSTRASI. Bumi tak lagi terlihat berikilau dari luar angkasa, akibat perubahan iklim?


Penulis: Arif Budianto

KONTAN.CO.ID - Bumi tak lagi terlihat berkilau dari luar angkasa, diyakini akibat perubahan iklim. Semakin sedikitnya awan rendah karena perubahan iklim ini menyebabkan berkurangnya cahaya dan permukaan yang memantulkan panas.

Apakah Anda pernah membayangkan bagaimana Bumi berkilau apabila dilihat dari luar angkasa? Sayangnya, kilau Bumi ini tak lagi tak seperti sebelumnya, yang kini justru terlihat memudar.

Bukan berarti kilau Bumi karena lampu yang menyala di saat malam hari, ya. Tetapi yang dimaksud adalah pantulan cahaya dan panas Bumi yang menuju ke luar angkasa.

Inilah yang disebut sebagai albedo atau refleksi Bumi. Albedo adalah sebuah besaran yang menggambarkan antara sinar Matahari yang tiba di permukaan Bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang.

Perbedaan panjang geolmbang antara yang datang dan yang dipantulkan dapat dikaitkan dengan seberapa besar energi Matahari yang diserap oleh permukaan Bumi.

Mengutip dari Thecherawchronicle, jurnal ilmiah Geophysical Research Letters melaporkan, kilau Bumi telah menurun dalam dua dekade terakhir. Menurut para ilmuwan, penyebab fenomeni ini akibat perubahan iklim.

Potret kilatan langka di Bumi dari luar angkasa

Dalam penelitian ilmiah modern, Bumi memancarkan hampir setengah lebih sedikit daripada yang terjadi pada akhir abad ke-20. Kurang dari setengah persen mungkin tampak terlihat perbedaan kecil, tetapi tidak demikian.

Pada dasarnya, Bumi memantulkan sekitar 30% dari sinar matahari yang jatuh di atasnya. Penurunan albedo menandakan bahwa Bumi memantulkan sinar Matahari 0,5% lebih sedikit dibanding beberapa tahun lalu.

Astronom di New Jersey Institute of Technology Philip Good juga terkejut mengetahui penurunan albedo Bumi. Para ilmuwan memeriksa data dari tiga tahun terakhir dan melihat perbedaan setengah persen. Sementara data dari 17 tahun sebelumnya menunjukan hampir tidak ada perubahan.

Baca Juga: NASA menangkap penampakan matahari mengeluarkan semburan api, tidak menghadap ke Bumi



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×