Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Tiongkok, dibawah pemeritahan Xi Jinping, membatasi ekspor mineral penting ke AS sebagai upaya mempertahankan tekanan terhadap Gedung Putih menjelang perundingan perdagangan minggu ini.
Meskipun Donald Trump mencapai kesepakatan dengan Beijing untuk melanjutkan impor tanah jarang bulan lalu, data terbaru menunjukkan bahwa Tiongkok telah memulihkan perdagangan dengan laju yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan Eropa dan negara-negara Asia lainnya.
Melansir The Telegraph, Tiongkok mengekspor 3.188 ton magnet tanah jarang ke seluruh dunia pada bulan Juni, melonjak 158% dari bulan Mei.
Dari total tersebut, 353 ton dikirim ke AS, meningkat hampir tujuh kali lipat dari level terendah bulan sebelumnya sebesar 46 ton.
Namun, rata-rata pengiriman bulanan ke AS dalam tiga bulan pertama tahun ini adalah 622 ton, menunjukkan bahwa perdagangan baru kembali ke setengah dari level normal.
Tonase atau volume/berat kargo yang diangkut bulan Juni juga masih 52% lebih rendah dari jumlah yang dikirim ke AS pada bulan yang sama tahun lalu. Ini merupakan penurunan tahunan terbesar dibandingkan negara-negara pelanggan magnet utama Tiongkok lainnya.
Baca Juga: Agar Tak Ganggu Kesepakatan dengan China, Trump Setop Sementara Pembatasan Ekspor
Jerman, pembeli terbesar, menerima 764 ton, naik hampir tiga kali lipat dari Mei dan turun hanya 25% dibandingkan tahun sebelumnya.
Polandia, Prancis, Hongaria, dan Korea Selatan juga menerima peningkatan pengiriman yang besar, dan mengalami penurunan tahunan yang lebih rendah dibandingkan AS.
“Meskipun hubungan Tiongkok dengan AS tampaknya menghangat, Beijing akan terus mengendalikan ekspor mineral penting,” kata Leah Fahy dari Capital Economics.
Tiongkok mendominasi produksi dan pemrosesan tanah jarang, dan mengendalikan sebagian besar pasokan magnet tanah jarang dunia yang digunakan dalam senjata militer, pembangkit energi terbarukan, dan kendaraan listrik.
Ketika Trump mengancam Tiongkok dengan tarif yang luas hingga 145% awal tahun ini, Beijing merespons dengan menghentikan ekspor tanah jarang.
Baca Juga: Cegah Tarif Naik Tajam, AS dan Tiongkok Bakal Lanjutkan Perundingan
Hal ini menyebabkan Presiden Trump dengan cepat menyerah di tengah kritik dari produsen Amerika. Ia mengatakan pada 11 Juni bahwa ia akan memangkas tarif untuk memulihkan akses penuh ke tanah jarang.