Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup naik lebih dari 2% di awal pekan setelah kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, serta pengumuman Presiden AS Donald Trump bahwa ia akan memperpendek tenggat waktu bagi Rusia untuk mengakhiri perangnya di Ukraina atau menghadapi sanksi.
Senin (28/7), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman September 2025 ditutup naik US$ 1,60 atau 2,3% menjadi US$ 70,04 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman September 2025 juga ditutup menguat US$ 1,55 atau 2,4% ke US$ 66,71 per barel.
Brent mencapai harga tertingginya dalam 10 hari setelah Trump mengatakan ia mengurangi batas waktu 50 hari yang ia berikan kepada Rusia terkait perang di Ukraina menjadi 10-12 hari.
Kesepakatan antara AS dan Uni Eropa serta kemungkinan perpanjangan jeda tarif AS-China juga mendukung pasar keuangan global dan harga minyak, kata Analis Pasar di IG Tony Sycamore.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Masih Dibayangi Pelemahan Pasar dan Kelebihan Pasokan
Pakta kerangka kerja perdagangan dengan Uni Eropa yang diumumkan pada hari Minggu menetapkan tarif impor AS sebesar 15% untuk sebagian besar barang Uni Eropa. Trump juga mengatakan kesepakatan itu menyerukan pembelian energi AS senilai US$ 750 miliar oleh Uni Eropa dalam beberapa tahun mendatang.
"Eropa harus melepaskan sebagian besar dari semua yang mereka dapatkan dari Rusia," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
"(Perjanjian perdagangan) ini tidak hanya memberikan dorongan besar bagi produsen AS dengan komitmen ini, tetapi juga memberi tekanan lebih besar kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin untuk berunding," lanjut Flynn.
Di sisi lain, para pejabat senior AS dan China bertemu di Stockholm pada hari Senin untuk mencoba memperpanjang gencatan tarif sebelum batas waktu 12 Agustus.
Kesepakatan AS-UE menghilangkan lapisan ketidakpastian baru dan fokus tampaknya beralih kembali ke fundamental, kata Tamas Varga, seorang analis di PVM, menambahkan bahwa dolar yang kuat dan penurunan impor minyak India telah membebani harga minyak mentah.
Di sisi pasokan, panel OPEC+ pada hari Senin menekankan perlunya kepatuhan penuh terhadap perjanjian produksi minyak, menjelang pertemuan terpisah delapan anggota OPEC+ pada hari Minggu untuk memutuskan peningkatan produksi minyak untuk bulan September.
Baca Juga: Wall Street: Indeks S&P 500 dan Nasdaq Kembali Ditutup pada Rekor Tertinggi
ING memperkirakan OPEC+, kelompok yang mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu seperti Rusia, akan setidaknya menyelesaikan pengembalian penuh sebesar 2,2 juta barel per hari dari pengurangan pasokan sukarela tambahan pada akhir September.