kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.040   60,28   0,86%
  • KOMPAS100 1.021   8,73   0,86%
  • LQ45 796   9,34   1,19%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

BUMN Rugi Derivatif US$ 1,67 M China Mengutuk Bank Asing


Jumat, 04 Desember 2009 / 09:40 WIB
BUMN Rugi Derivatif US$ 1,67 M China Mengutuk Bank Asing


Sumber: Bloomberg | Editor: Syamsul Azhar

BEIJING. China mengutuk bank asing dan menuding ada praktik penipuan oleh bank asing yang beroperasi di negeri itu. China menuding bank asing ini yang menyebabkan kerugian lebih dari RMB 11,4 miliar atau sekitar US$ 1,67 miliar akibat kerugian derivatif di perusahaan milik negara pada tahun lalu.

"Beberapa investment bank internasional menjadi sebab dibalik kerugian derivatif Waterloo oleh beberapa perusahaan China." kata Li Wei, wakil Ketua Komisi Supervisi dan Administrasi Aset Milik Negara dalam tulisanya di Study Times, sebuah surat kabar yang diterbitkan oleh komisi sekolah, Komite Pusat Partai Komunis China yang terbit 30 November lalu.

Komisi pengawas tersebut bertugas untuk mengawasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah pusat. Di dalamnya terdapat setidaknya 68 perusahaan termasuk China Eastern Air Holding dan China National Aviation Hoding yang tahun lalu mengalami kerugian akibat transaksi di produk-prodyk derivatif yang di jual oleh investment bank, seperti Goldman Sachs Group Inc, Morgan Stanley, Merrill Lynch & Co dan Citigroup Inc. Tapi Lin tidak menuding langsung bank mana yang dia anggap telah melakukan penipuan itu.

Juru bicara di Goldman, Morgan Stanley, Merrill Lynch dan Citigroup tidak mau memberikan komentar atas tulisan itu.

Dalam tulisan Li juga menyebutkan, perusahaan plat merah China itu membeli kontrak yang dikaitkan dengan harga minyak atau maupun produk swap dari suku bunga. Akibatnya mereka mengalami kerugian sebesar RMB 11,4 miliar.

Li menyebut perusahaan investment bank asing tersebut telah mengejar untung besar dengan menawarkan kontrak derivatif yang sangat kompleks. Sementara di perusahan milik pemerintah China masih miskin tata kelola perusahaan yang baik maupun pengelolaan manajemen risiko yang kurang terlatih sehingga kondisi ini memperburuk kerugian.

Dia menegaskan perusahaan negara harus menggunakan kontrak derivatif hanya untuk lindung nilai untuk mengantisipasi risiko semata. Dia meminta perusahan negara lebih berhati-hati dan tidak menggunakan produk derivatif untuk berspekulasi.



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×