Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Raksasa kendaraan listrik asal Tiongkok, BYD Co. Ltd, resmi menunda rencana pendirian pabrik besar di Meksiko akibat ketidakpastian geopolitik yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kabar ini dilaporkan oleh Bloomberg pada Selasa.
Mengutip cnevpost, dalam wawancara yang dilakukan di Negara Bagian Bahia, Brasil, Wakil Presiden Eksekutif BYD, Stella Li, menegaskan bahwa perusahaan masih berkomitmen untuk memperluas jangkauannya di kawasan Amerika, namun belum memiliki tenggat waktu untuk investasi baru.
“Isu geopolitik memberikan dampak besar terhadap industri otomotif,” ujar Li.
“Sekarang semua perusahaan sedang meninjau ulang strategi ekspansi mereka di luar negeri. Kami ingin menunggu situasi lebih jelas sebelum mengambil keputusan,” tambahnya.
Baca Juga: Mobil Listrik BYD Tetap Laris Meski Otomotif Lesu, Cek Harga Atto M6 Denza Juni 2025
Rencana Ekspansi ke Meksiko Sudah Dipertimbangkan Sejak 2023
Pada Februari 2024 lalu, manajer BYD Meksiko, Zou Zhou, menyatakan bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mendirikan pabrik kendaraan listrik (EV) di negara tersebut.
Bahkan, pada September 2023, Bloomberg melaporkan bahwa BYD telah menjajaki tiga lokasi potensial di Meksiko. Namun, pencarian lokasi itu dihentikan sejak akhir tahun lalu, sembari menunggu hasil pemilihan presiden AS.
Menurut laporan Financial Times pada Maret 2025, pemerintah Tiongkok juga sempat menunda persetujuan proyek BYD di Meksiko karena kekhawatiran bahwa teknologi mobil pintar milik BYD bisa bocor ke Amerika Serikat. Pemerintah Tiongkok saat ini lebih memprioritaskan proyek di negara-negara mitra Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative).
Baca Juga: Pasar Domestik Melemah, BYD Kurangi Produksi di China
Pabrik Baru Dibuka di Brasil, Ekspansi Global Tetap Berjalan
Meskipun proyek di Meksiko tertunda, BYD terus memperluas operasinya secara global. Pada 1 Juli mendatang, BYD dijadwalkan mulai mengoperasikan pabrik kendaraan penumpang pertamanya di luar Asia, tepatnya di Brasil. Pabrik-pabrik serupa juga sudah beroperasi di Uzbekistan dan Thailand.
Selain itu, perusahaan juga sedang membangun atau merencanakan fasilitas produksi baru di Hungaria, Turki, dan Kamboja sebagai bagian dari strategi ekspansi global yang berfokus pada pasar negara berkembang dan kawasan yang lebih terbuka terhadap investasi Tiongkok.