Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Dana tunai yang dimiliki Venezuela melorot ke posisi terendah dalam 20 tahun terakhir di tengah guncangan politik yang terjadi.
Berdasarkan data yang dirilis bank sentral Venezuela, Minggu (16/7), cadangan devisa -yakni dana cadangan yang bisa digunakan saat masa-masa ekonomi sulit- tertekan ke bawah level US$ 10 miliar untuk kali pertama sejak 1995. Padahal, sebelumnya, Venezulea merupakan salah satu negara paling kaya di Amerika Latin karena memiliki cadangan minyak terbesar di seluruh dunia.
Berita buruk ini datang di hari yang sama dilakukannya pengambilan suara mengenai referendum oleh partai oposisi utama negara tersebut.
Presiden Nicolas Maduro berharap untuk merevisi ulang konstitusi dan menggantikan Majelis Nasional yang dipimpin oposisi dengan "majelis konstituante" yang akan bertindak sebagai penyokong agendanya. Maduro juga meminta pemungutan suara resmi dilakukan pada 30 Juli.
Namun, pada Senin lalu, lebih dari 7 juta warga Venezuela memilih secara tidak resmi melalui referendum yang tidak mengikat. Hasilnya, 98% warga Venezuela menentang rencana Maduro.
Kendati demikian, Maduro tidak mengindahkan hasil voting tersebut. Banyak pihak yang meyakini, dia akan terus melaksanakan voting referendum versinya sendiri dan kembali meraih kemenangan untuk menggantikan Majelis Nasional dalam dua pekan.
Di sisi lain, persediaan dana tunai pemerintahan Maduro semakin menipis di tengah banyaknya utang yang jatuh tempo. Hingga akhir tahun ini, jumlah utang Venezuela mencapai US$ 5 miliar.
"Kemampuan negara tersebut dalam membayar utang mereka tampak sangat rentan," jelas Edward Glossop, ekonom Amerika Latin dari Capital Economics.
Faktor itu menyebabkan banyak pihak yang mencemaskan bahwa Venezuela akan mengalami gagal bayar (default) atas utang-utangnya pada tahun ini. Sejumlah ekonom mengingatkan, rezim Maduro dapat mengalami default dalam jangka pendek jika penurunan cadangan devisa terus berlanjut.
Ketakutan akan kemunduran finansial itulah yang menjadi alasan utama mengapa venezuela mengalami penderitaan atas minimnya pasokan bahan makanan, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya. Saat ini, pemerintah harus memilih antara membeli barang-barang impor atau membayar utang kepada pemegang obligasi. Saat ini, pemerintah venezuela lebih memilih investor.
Yang lebih mencemaskan lagi, mayoritas cadangan devisa Venezuela tidak berbentuk dana tunai. Mayoritas cadev Venezuela berbentuk emas batangan, yang mana harganya kerap berubah mengikuti pergerakan harga di pasar global.
Bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangganya, nilai cadangan devisa Venezuela sangat mengkhawatirkan. Brazil baru saja mengakhiri rekor resesi paling lama yang pernah mereka alami. Saat ini, cadangan devisa Brazil senilai US$ 362 miliar di bank.
Berdasarkan data IMF dan bank sentral Argentina, negara ini juga baru berhasil keluar dari resesi dan memiliki cadev senilai US$ 48 miliar.