Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Fumio Kishida, kandidat Perdana Menteri Jepang, berjanji akan meningkatkan kemampuan pertahanan negara jika nantinya terpilih. Secara khusus, Kishida bahkan akan menjadikan China sebagai fokus utama kebijakannya.
Kishida saat ini merupakan anggota parlemen, sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Riset Kebijakan Partai Demokrat Liberal (LDP).
Pada Agustus lalu, Kishida mengumumkan pencalonan dirinya untuk menjadi ketua partai. Jika menang, ia akan otomatis menjadi Perdana Menteri Jepang yang baru menggantikan Yoshihide Suga yang memutuskan mengundurkan diri.
Sempat menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri di era Shinzo Abe, Kishida menitikberatkan kebijakannya pada masalah pertahanan, terutama yang berkaitan dengan aktivitas China di kawasan.
Baca Juga: AS: Uji coba rudal Korea Utara menimbulkan ancaman bagi negara tetangga
"Lingkungan keamanan di sekitar Jepang semakin ketat. Kita perlu berusaha untuk memastikan keamanan maritim melalui langkah-langkah seperti memperkuat kemampuan penjaga pantai dan memungkinkan mereka untuk bekerja dengan Pasukan Bela Diri (SDF)," ungkap Kishida dalam konferensi pers Senin (13/9), seperti dikutip Reuters.
Secara tegas Kishida mengatakan, kemampuan untuk menyerang target musuh adalah salah satu pilihan Jepang di masa mendatang. Kebijakan ini cukup agresif jika mengingat komitmen Jepang untuk menjadi negara pasif sejak Perang Dunia II berakhir.
Belum cukup sampai di situ Kishida, menambahkan, dia tidak akan menahan pengeluaran pertahanan di bawah 1% dari produk domestik bruto Jepang jika hal itu memang diperlukan untuk melindungi warga negara.
Di luar masalah pertahanan dan keamanan, Kishida juga menekankan pentingnya melindungi hak asasi manusia, demokrasi dan kebebasan. Jika terpilih, ia akan menunjuk seorang pembantu perdana menteri untuk memantau perlakuan China terhadap etnis minoritas Uyghur.
"Melalui kerjasama dengan negara-negara di mana Jepang memiliki nilai-nilai universal, saya akan mengangkat tinggi-tinggi obor kebebasan dan demokrasi," lanjut Kishida.
Baca Juga: PM Jepang Suga mendukung menteri vaksin Kono dalam bursa calon kepemimpinan LDP
Untuk mewujudkan tekadnya itu, Kishida masih harus bersaing dengan beberapa calon lainnya. Saat ini, Taro Kono, menteri yang membidangi masalah vaksinasi, masih jadi unggulan pertama.
Kono dipilih oleh 33% responden dalam survei akhir pekan oleh harian Asahi, diikuti oleh 16% untuk mantan menteri pertahanan Shigeru Ishiba, dan 14% untuk Kishida.
Jajak pendapat serupa oleh harian bisnis Nikkei juga menempatkan Kono di atas dengan 27% suara, unggul dari Ishiba dengan 17% suara dan Kishida yang hanya mendapat 14%.
Meskipun begitu, sampai saat ini baru Kono dan Kishida saja dalam survei tersebut yang telah mengumumkan pencalonannya. Ishiba yang juga diunggulkan nyatanya belum mendeklarasikan apapun.
Selain mereka berdua, mantan Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Sanae Takaichi juga telah mengumumkan pencalonannya dan berpeluang menjadi perdana menteri wanita pertama untuk Jepang.