Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Menurut calon presiden dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan, William Lai, perang memperebutkan Taiwan akan menimbulkan "malapetaka global" yang sulit ditanggung China.
China, yang memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, menggelar latihan perang di sekitar pulau itu bulan ini. Beijing mengungkapkan kemarahannya pada pertemuan di Los Angeles antara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.
Mengutip Reuters, China mengatakan telah menguji serangan presisi dan blokade terhadap Taiwan, yang pemerintahnya mengecam latihan tersebut dan menolak klaim teritorial Beijing.
Berbicara di sebuah acara kampanye di Tainan, Taiwan selatan, Lai, yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden Taiwan, mengatakan perang tidak akan menghasilkan pemenang, sesuatu yang ia harap dipahami dengan baik oleh China.
"China harus menyadari dengan jelas bahwa begitu perang diluncurkan di Taiwan, Taiwan diakui akan langsung dirugikan tetapi itu juga akan menyebabkan bencana global yang sulit ditanggung oleh China," kata Lai, menurut komentar yang diberikan oleh DPP.
Baca Juga: China Luncurkan Satelit Cuaca, Penerbangan Ubah Rute Hindari Zona Larangan Terbang
Lai resmi menjadi calon presiden dari partai itu pekan ini. Setelah dua masa jabatan, Tsai secara konstitusional dilarang mencalonkan diri lagi dalam pemilihan Januari mendatang.
Partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang, atau KMT, secara tradisional mendukung hubungan dekat dengan China dan telah berulang kali mengkritik DPP karena memusuhi Beijing.
KMT belum memutuskan calon presidennya.
Lai mengatakan karena China terus melakukan penggunaan kekuatan atas Taiwan, pulau itu harus menyiapkan pertahanannya, tetapi mencatat tidak ada yang mau "mengambil inisiatif untuk menyerang China".
Dia mengatakan dirinya tidak akan mengabaikan kesempatan untuk berdamai, menegaskan kembali seruan Tsai untuk berdialog dengan China berdasarkan kesetaraan dan rasa hormat.
Baca Juga: Xi Jinping Desak Militer China Perkuat Kesiapan Tempur
China telah menolak seruan Tsai untuk berunding, percaya bahwa dia adalah seorang separatis. Baik dia maupun Lai mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan pulau itu.
Lai membuat marah China pada 2018 ketika dia menjadi perdana menteri, mengatakan kepada parlemen bahwa dia adalah "pekerja kemerdekaan Taiwan" dan posisinya adalah bahwa Taiwan adalah negara yang berdaulat dan merdeka - garis merah untuk Beijing.