Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Tri Adi
Prancis terkenal akan produksi wine, terutama di Bordeaux. Sebagai keturunan Prancis, keluarga Perrodo yang dipimpin oleh Carrie Perrodo pun punya andil dalam bisnis perkebunan anggur. Hubert Perrodo membeli Chateau Labegorce pada 1989. Sama seperti bisnis minyak Perenco, keluarga Perrodo menggenggam lahan perkebunan anggur ini dalam jangka panjang hingga saat ini. Perkebunan anggur keluarga Perrodo merupakan salah satu penghasil wine ternama.
Perkebunan anggur milik keluarga Carrie Perrodo punya sejarah panjang. Perkebunan ini pun akhirnya menjadi satu kesatuan setelah berabad-abad. Seperti banyak perkebunan di wilayah Bordeaux, nama perkebunan ini diambil dari pemilik lamanya.
Ketika Revolusi Prancis pada abad ke-18, lahan Chateau Labegorce dilelang dan dipecah menjadi tiga bagian. Sebab, Labegorce merupakan properti yang cukup besar waktu itu. Sepertiga bagian tidak memiliki perkebunan anggur dan biasanya dipakai untuk area penggembalaan dengan nama L'Abbe Gorsse de Gorsse.
Lalu ada Chateau Labegorce. Luas perkebunan tertanam Labegorce ini mencapai 30 hektare dengan umur rata-rata anggur 25 tahun. Sedangkan, Chateau Labegorce-Zede memiliki lahan tertanam 27 hektare dengan umur rata-rata 35 tahun. Nama ini didapat dari pembeli pada tahun 1795, Pierre Zede. Ketiga lahan ini dimiliki oleh orang yang berbeda.
Hubert Perrodo jatuh cinta dengan Bordeaux, terutama wilayah Margaux. Kecintaannya pada wine muncul setelah dia menghabiskan waktu menonton pertandingan polo yang digelar di Chateau Giscours, dekat Margaux.
Hubert membeli Chateau Labegorce pada 1989. Ini merupakan pembelian pertamanya. Tiga tahun kemudian, Hubert membeli L'Abbe Gorsse de Gorsse. Hubert belum membeli Chateau Labegorce Zede karena faktor pembiayaan.
Kondisi ini tak berlangsung lama. Pada tahun 2005, lahan ketiga ini akhirnya masuk ke dalam portofolio keluarga Perrodo. Ketiga lahan ini akhirnya menjadi satu setelah terpecah selama lebih dari 200 tahun.
Hingga kini, sulit menghitung nilai aset keluarga Perrodo. Proyeksi nilai aset hitungan majalah Forbes yang mencapai US$ 8,8 miliar hanya merupakan penghitungan aset perusahaan minyak Perenco. Hitungan ini tidak memasukkan aset properti di London dan juga perkebunan anggur beserta winery di Prancis.
Hubert tak bisa lama menikmati penyatuan ketiga lahan yang terpecah bertahun-tahun. Carrie Perrodo yang bertindak sebagai tetua keluarga Perrodo mengurus sementara perkebunan anggur ini. Tentu, Carrie menunjuk pengelola sehari-hari kebun anggur baru keluarga Perrodo.
Lahan gabungan ini sekarang dikenal dengan nama Chateau Labegorce dan memproduksi wine pada lokasi yang sama. Rata-rata produksi total Chateau Labegorce mencapai sekitar 5 kiloliter per hektare. Artinya total produksi Labegorce mencapai 285 kiloliter. Wine produksi Labegorce disimpan dalam tong kayu oak selama rata-rata 15 bulan.
Anak kedua Carrie yakni Nathalie Perrodo yang lahir tahun 1980 kini menjalankan Chateau Labegorce. Nathalie juga mengelola perkebunan lain milik keluarga yakni Chateau Marquis d'Alesme. Perkebunan ini pun terletak di Margaux.
Dalam pengelolaan Nathalie, Chateau Labegorce menanam 50% Cabernet Sauvignon, 45% Merlot, 3% Cabernet Franc dan 2% Petit Verdot. Nathalie menambah jumlah Merlot. "Kami rasa produk kami akan menyenangkan bagi pasar," kata Nathalie Perrodo.
Carrie hingga kini sebagai pewaris seluruh bisnis keluarga Perrodo, bersama ketiga anaknya. Berusia 65 tahun, Carrie menyerahkan operasional bisnis keluarga ke anak-anaknya. Anak pertamanya, Francois Perrodo menjalankan bisnis minyak. Begitu pun dengan anak ketiganya, Bertrand Nicolas Hubert Perrodo.
Sedangkan, Nathalie mengurus seluruh bisnis perkebunan anggur keluarga Perrodo. Carrie sendiri menghabiskan banyak waktunya di properti keluarga di London, dekat kantor pusat Perenco.
(Selesai)