Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - OSLO. Dana kekayaan Norwegia senilai US$2 triliun, yang merupakan dana terbesar di dunia, mengumumkan pada Senin (25/8/2025) bahwa pihaknya telah melepas investasi di grup alat berat asal AS, Caterpillar, serta lima bank Israel karena alasan etika.
Lima bank yang dimaksud adalah Hapoalim, Bank Leumi, Mizrahi Tefahot Bank, First International Bank of Israel, dan FIBI Holdings, menurut pernyataan dana tersebut.
Baca Juga: Serangan Israel Hancurkan Rumah Sakit di Gaza, 15 Orang Tewas
Keenam perusahaan ini dikeluarkan “karena adanya risiko yang tidak dapat diterima bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berkontribusi pada pelanggaran serius hak-hak individu dalam situasi perang dan konflik,” kata dana yang dikelola oleh Bank Sentral Norwegia itu.
Sebelum divestasi, dana ini memegang saham 1,17% di Caterpillar senilai US$2,1 miliar per 30 Juni. Sementara saham di lima bank Israel tersebut bernilai gabungan US$661 juta.
Caterpillar
Dewan Etika dana tersebut menilai bahwa “tidak ada keraguan bahwa produk Caterpillar digunakan untuk melakukan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional secara luas dan sistematis.”
Bulldozer buatan Caterpillar disebut digunakan oleh otoritas Israel untuk menghancurkan properti warga Palestina secara ilegal di Gaza dan Tepi Barat.
Baca Juga: Serangan Udara Israel di Ibu Kota Yaman Sana’a Tewaskan 6 Orang, Puluhan Terluka
Dewan menambahkan bahwa “perusahaan juga tidak mengambil langkah-langkah untuk mencegah penggunaan tersebut.”
Dengan rencana pengiriman kembali mesin ke Israel, Dewan Etika menilai ada risiko yang tidak dapat diterima bahwa Caterpillar berkontribusi pada pelanggaran hak individu dalam situasi perang atau konflik.
Bank-bank Israel
Awalnya, Dewan Etika meninjau praktik bank-bank Israel yang membiayai pembangunan rumah bagi pemukim Israel di wilayah Tepi Barat.
Dewan menyatakan semua bank yang dikeluarkan telah “dengan menyediakan layanan keuangan yang menjadi prasyarat bagi aktivitas pembangunan di pemukiman Israel di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, berkontribusi pada pemeliharaan pemukiman Israel.”
Baca Juga: Gaza Resmi Masuki Status Kelaparan, PBB Sebut Bencana Buatan Manusia
Hampir 700.000 pemukim Israel tinggal di antara 2,7 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Banyak pemukiman berada di dekat wilayah Palestina, dan beberapa perusahaan Israel melayani kedua pihak.
Pengadilan tertinggi PBB tahun lalu memutuskan bahwa pemukiman Israel di wilayah yang direbut pada 1967 ilegal, meskipun Israel menolak keputusan tersebut dengan alasan sejarah dan ikatan agama dengan wilayah tersebut.