kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CDC AS: Covid-19 bisa menyebar lewat virus di udara, kadang selama berjam-jam


Selasa, 06 Oktober 2020 / 07:46 WIB
CDC AS: Covid-19 bisa menyebar lewat virus di udara, kadang selama berjam-jam
ILUSTRASI. CDC AS pada hari Senin mengatakan, Covid-19 dapat menyebar melalui virus yang tertinggal di udara.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada hari Senin mengatakan, Covid-19 dapat menyebar melalui virus yang tertinggal di udara, kadang-kadang bisa bertahan selama berjam-jam. Ini artinya, CDC akhirnya mengakui kekhawatiran yang disuarakan secara luas oleh para ahli kesehatan masyarakat tentang penularan virus melalui udara.

Melansir Reuters, panduan CDC muncul beberapa minggu setelah badan tersebut menerbitkan - dan kemudian menghapus - peringatan serupa, sehingga memicu perdebatan tentang bagaimana virus menyebar.

Dalam panduan yang dirilis hari Senin (6/10/2020), CDC mengatakan ada bukti bahwa orang dengan Covid-19 dapat menginfeksi orang lain yang berada lebih dari 6 kaki jauhnya, jika berada dalam ruang tertutup dengan ventilasi yang buruk.

Dalam keadaan seperti itu, CDC mengatakan para ilmuwan percaya jumlah tetesan dan partikel kecil yang menular, atau aerosol, yang diproduksi oleh orang dengan Covid-19 menjadi cukup terkonsentrasi untuk menyebarkan virus.

Baca Juga: 5 Hal yang harus dilakukan saat orang terdekat terinfeksi Covid-19

CDC telah lama memperingatkan penularan melalui tetesan kecil yang menyebar melalui udara dan umumnya jatuh ke tanah. Ini pula yang menghasilkan aturan jarak sosial enam kaki. Tetesan aerosol masih jauh lebih kecil, dan dapat tetap melayang di udara, seperti asap.

Sementara CDC menekankan transmisi kontak dekat lebih umum daripada melalui udara, sekelompok ilmuwan AS memperingatkan dalam surat terbuka dalam jurnal medis Science pada hari Senin bahwa aerosol yang tertinggal di udara dapat menjadi sumber utama penularan COVID-19. 

Baca Juga: Presiden Donald Trump positif corona, ini gejala Covid-19 terbaru

"Kenyataannya adalah penularan melalui udara adalah cara utama penularan yang terjadi dalam jarak dekat dengan kontak yang lama," kata para peneliti seperti yang dikutip Reuters.

Para peneliti menambahkan, virus dalam aerosol dapat tetap di udara selama beberapa detik hingga berjam-jam, melakukan perjalanan lebih dari dua meter dan terakumulasi di udara dalam ruangan yang berventilasi buruk, yang menyebabkan peristiwa penyebaran super.

Karena individu dengan Covid-19 melepaskan ribuan aerosol yang sarat virus dan tetesan yang jauh lebih sedikit saat bernapas dan berbicara, para ilmuwan mengatakan fokusnya harus pada perlindungan terhadap penularan melalui udara.

Baca Juga: Cara mencegah penularan virus corona pada anak-anak, terapkan sejak dini

Mereka juga mengatakan bahwa pejabat kesehatan masyarakat harus secara jelas membedakan antara tetesan yang dikeluarkan melalui batuk atau bersin dan aerosol yang dapat membawa virus ke jarak yang lebih jauh.

Dalam surat terbuka tersebut, para ilmuwan juga mengatakan, pejabat kesehatan masyarakat harus menyoroti pentingnya aktivitas bergerak di luar ruangan dan meningkatkan udara dalam ruangan, bersama dengan memakai masker dan jarak sosial.

Selanjutnya: Inilah 5 cara membedakan gejala corona dengan pilek biasa



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×