kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

OPEC+ Tak Lagi Hiraukan Harga Minyak dan Kejar Pangsa Pasar


Minggu, 06 Juli 2025 / 11:46 WIB
OPEC+ Tak Lagi Hiraukan Harga Minyak dan Kejar Pangsa Pasar
ILUSTRASI. A 3D printed oil pump jack is seen in front of displayed stock graph and Opec logo in this illustration picture, April 14, 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - WINA. OPEC+ akan meningkatkan produksi minyak lebih cepat dari yang diperkirakan mulai bulan depan. Ini menjadi upaya kelompok yang dipimpin oleh Arab Saudi untuk memanfaatkan lonjakan permintaan musim panas dan merebut kembali pangsa pasar global.

Dalam konferensi video yang digelar pada Sabtu (5/7), delapan anggota kunci aliansi sepakat menambah pasokan sebesar 548.000 barel per hari. Kenaikan ini lebih besar dibandingkan penambahan 411.000 barel per hari yang telah direncanakan untuk bulan Mei, Juni, dan Juli. Rencana ini tiga kali lebih cepat dari jadwal awal. Para pelaku pasar sebelumnya memperkirakan penambahan untuk Agustus tetap berada di angka 411.000 barel per hari.

Langkah terbaru ini menandai pergeseran strategi besar oleh OPEC+ dari kebijakan pembatasan pasokan selama bertahun-tahun ke arah pembukaan keran produksi, sebuah strategi yang telah menekan harga minyak sepanjang 2025.

Baca Juga: Genre Film Horor Menjadi Penyelamat Kelesuan Bisnis Film

"Keputusan ini diambil karena prospek ekonomi global yang stabil dan kondisi pasar yang sehat, tercermin dari rendahnya persediaan minyak dunia," ujar Sekretariat OPEC yang berbasis di Wina dalam pernyataannya dikutip Reuters.

Kelompok ini juga mempertimbangkan penambahan sekitar 548.000 barel per hari lagi pada September, yang akan diputuskan dalam pertemuan selanjutnya pada 3 Agustus. Jika disetujui, OPEC+ akan sepenuhnya mengembalikan pasokan sebesar 2,2 juta barel per hari yang sempat dipangkas pada 2023. Selain itu, masih ada potensi tambahan sebesar 1,66 juta barel per hari yang belum diaktifkan.

Langkah ini dilakukan meskipun pasar akan mengalami kelebihan pasokan pada akhir tahun. Harga minyak brent turun 8,5% sepanjang 2025, seiring lonjakan produksi di negara-negara anggota OPEC+ dan produsen global lainnya, sementara kekhawatiran terhadap perang dagang Presiden Trump membayangi permintaan di masa depan.

Dalam jangka pendek, fundamental pasar minyak tetap kuat. Permintaan bahan bakar di musim panas belahan bumi utara meningkat, dengan kilang di AS mengolah minyak mentah dalam volume tertinggi sejak 2019 untuk periode ini. Harga bahan bakar seperti diesel juga melonjak.

Beberapa delegasi OPEC+ menyebut alasan strategis lain di balik percepatan produksi, termasuk menghukum anggota yang melanggar kuota produksi serta merebut kembali volume penjualan yang telah diambil oleh pesaing seperti produsen shale oil AS. Arab Saudi dikabarkan sangat agresif dalam upaya mengaktifkan kembali kapasitas produksi yang sempat dihentikan.

Baca Juga: Pasar Masih Bergejolak, Tantangan Emiten Properti Kawasan Industri Masih Banyak

"Dengan OPEC+ kini beralih dari strategi mempertahankan harga ke perebutan pangsa pasar, tak ada gunanya mempertahankan pemangkasan sukarela yang sifatnya simbolis," ujar Harry Tchilinguirian, Kepala Riset Onyx Capital Group. 

Meski demikian, peningkatan aktual akan lebih rendah. Dalam beberapa bulan terakhir, OPEC+ memproduksi di bawah target karena tekanan dari Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, agar anggota yang melebihi kuota sebelumnya menahan diri. Kazakhstan yang paling sering melanggar tetap memproduksi ratusan ribu barel di atas batasnya.

Keputusan mendadak ini juga menunjukkan dominasi Arab Saudi dalam pengambilan keputusan OPEC+, dengan beberapa negara anggota mengaku baru mengetahui rencana percepatan produksi pada malam sebelum pengumuman.

Tambahan pasokan ini mungkin disambut baik oleh Presiden Trump yang telah lama mendorong harga minyak lebih rendah demi menstabilkan inflasi dan mendukung pelonggaran suku bunga oleh The Fed.

Namun, risiko kelebihan pasokan semakin nyata. Menurut Badan Energi Internasional (IEA), stok minyak global telah meningkat sekitar 1 juta barel per hari dalam beberapa bulan terakhir, karena melambatnya konsumsi di China dan melonjaknya produksi di AS, Guyana, Kanada, dan Brasil.

JPMorgan Chase dan Goldman Sachs memperkirakan harga minyak bisa turun hingga mendekati US$ 60 per barel pada kuartal IV.

Harga sempat melonjak saat ketegangan Iran-Israel meningkat bulan lalu, namun segera turun kembali setelah pasokan minyak terbukti tidak terganggu.

Dengan mendorong peningkatan pasokan secara agresif, Arab Saudi berisiko mengimbangi manfaat dari peningkatan volume penjualan dengan penurunan harga minyak. Kerajaan tersebut saat ini menghadapi defisit anggaran yang membengkak dan telah memangkas belanja untuk proyek-proyek besar Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Baca Juga: Promo Minyak Goreng Weekend 5 Juli 2025, Harga Spesial di Superindo Hanya Hari Ini

Sementara itu, rekan utama OPEC+, Rusia, menghadapi tekanan ekonomi dalam negeri dan potensi krisis perbankan akibat perang yang berlarut-larut di Ukraina.

Harga minyak yang lebih rendah juga menghantam industri shale oil AS. Dalam survei terbaru, para eksekutif perusahaan shale menyatakan akan mengurangi jumlah sumur baru yang dibor tahun ini karena harga yang lemah dan ketidakpastian kebijakan dagang Presiden Trump.

"OPEC+ mengirim pesan yang jelas: kelompok ini kini sepenuhnya berfokus pada perebutan pangsa pasar," kata Jorge Leon, analis di Rystad Energy yang pernah bekerja di sekretariat OPEC.

Dia menambahkan dua pertanyaan tersebut kini menggantung pasar dan membuat pertanyaan akankah OPEC+ mengincar 1,66 juta barel tambahan? Dan apakah permintaan cukup untuk menyerapnya?

Selanjutnya: Aliran Modal Asing Masuk Rp 10,79 Triliun di Pekan Pertama Juli 2025

Menarik Dibaca: Strategi Mengatur Anggaran Olahraga Remaja agar Tetap Hemat & Efektif




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×