Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Seoul menambahkan, Sebuah kapal patroli Korut menemukan pria itu, yang mengenakan jaket pelampung, di laut sekitar pukul 15:30 waktu setempat pada hari Selasa.
Pasukan Korut mengenakan masker gas dan menanyainya dari kejauhan sebelum ada perintah dari seorang dengan otoritas yang lebih tinggi datang agar orang itu dibunuh. Dia kemudian ditembak mati di dalam air.
Baca Juga: Kim Jon Un beri pujian ke angkatan bersenjatanya, ini alasannya
Pasukan Korea Utara kemudian membakar mayat itu saat berada di laut, kata pejabat kementerian pertahanan Korea Selatan, menambahkan bahwa mereka yakin ini mungkin tindakan anti-virus corona.
Reaksi Presiden Korsel
Presiden Korsel Moon Jae-in menyebut pembunuhan itu sebagai insiden "mengejutkan" yang tidak dapat ditoleransi. Dia mendesak Korea Utara untuk "bertanggung jawab" atas serangan itu.
Dewan Keamanan Nasional negara itu mengatakan, Korea Utara tidak bisa membenarkan penembakan dan pembakaran mayat warga negara kami yang tidak bersenjata yang tidak menunjukkan tanda-tanda perlawanan.
"Tindakan militer ini melanggar peraturan internasional," kata Suh-Choo-suk, Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional. "Kami akan dengan tegas menanggapi setiap tindakan Korea Utara yang mengancam kehidupan dan keselamatan rakyat kami."